SuaraBanten.id - Marak odong-dong di Kabupaten Tangerang menjadi perhatian. Pasalnya odong-odong mobil modifan yang tidak resmi berupa kereta mini, namun selalu digunakan untuk mengangkut warga berkeliling.
Menurut aturan, odong-odong dilarang melintas di jalan raya. Karenanya pemilik siasati pelarangan dengan memilih jalan kampung sebagai rutenya.
Namun, ditengah banyaknya pengusaha odong-odong yang menyiasai memilih jalan kampung, ada juga yang tetap bandel tetap melalui jalan arteri.
Usaha kereta wisata mini atau yang biasa disebut dengan odong-odong kini sedang menjamur di wilayah Kabupaten Tangerang, Selasa 25 Mei 2021.
Meski dinilai melanggar aturan salah satunya dengan merubah bentuk minibus tua menjadi angkutan wisata. Namun, odong-odong masih banyak dijumpai di jalan raya Tigaraksa dan sekitarnya.
Warga yang gemar naik kendaraan modifikasi ini juga cukup banyak.
Bahkan, bagi warga pedesaan di Kabupaten Tangerang yang tidak mampu pergi ke mall atau taman bermain, odong-odong menjadi satu-satunya sarana rekreasi murah meriah yang mengasyikan.
“Seru mas, kalau saya sih ikut karena jagain anak aja tapi seru juga keliling naik ini (odong-odong). Kalau kita nya hati-hati aman kok, ” Ungkap Rani (29) salah seorang warga Tigaraksa.
Untuk sekali perjalanan para penumpang kereta wisata mini ini dikenakan tarif Rp 5.000 bagi orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Jenis-jenis dan Pembagian Kategori Jalan di Indonesia
Selama sejam, mereka akan diajak berkeliling kampung dan ke tempat-tempat wisata di kawasan Kabupaten Tangerang, sesuai rute yang sudah ditentukan oleh sang sopir.
“Buat orang kampung sini mah naek odong-odong buat hiburan aja mas, anak suka pingin naik kalau nggak didampingi kan khawatir juga. Kalau soal aturan dilarang yang begitu-begitu kita nggak ngerti,” Tukasnya.
BantenHits.com mencoba menemui salah seorang pelaku usaha odong-odong, Wildan Dollar (34), ia tak menampik jika pengoperasian odong-odong di jalan raya memang tidak diperbolehkan.
Oleh sebab itu, para sopir odong-odong lebih memilih rute jalan yang bukan jalur arteri atau jalan yang aman seperti area wisata dan jalan-jalan kampung.
“Keselamatan penumpang sudah jelas jadi prioritas kami apalagi kebanyakan yang naik itu kan anak-anak yah. Prokes juga tetap dijaga,” Ujarnya.
Bicara soal keuntungan menjadi sopir odong-odong, ia mengaku, jika sebenarnya pekerjaan menarik odong-odong bukanlah profesi yang menjanjikan.
Namun, di tengah situasi pandemi yang serba sulit ini pekerjaan sampingan menarik odong-odong bisa membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari ia dan keluarganya.
“Di masa pandemi ini memang sangat mambantu yah banyak sopir odong-odong yang terbantu perekonomiannya. Kalau soal keuntungan itu relatif mas, naik turun,” katanya.
Terkait dengan tidak diperbolehkannya kendaraan modifikasi ini beroperasi di jalan raya, ia dan sesama sopir odong-odong lainnya mengaku siap diberikan pembinaan oleh aparat yang berwenang.
“Memang belum lama ini ada beberapa odong-odong yang ditertibkan oleh polisi. Tapi kalau suruh berhenti beroperasi agak sulit yah, karena minat masyarakat untuk naik odong-odong juga tinggi dan ada peluang usaha juga,” tuturnya.
Ia berharap, pemerintah daerah bisa memberikan solusi agar usaha odong-odong ini bisa tetap beroperasi dengan aman dan nyaman.
“Ya kalau bisa sih ada jalur khusus buat odong-odong. Tapi intinya kami siap dibina dan sangat tidak keberatan bila diajak beraudiensi dengan aparat berwenang,” tandasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Ultimatum Wali Kota Serang: Potong Dana Bansos PKH, Siap-siap Disikat!
-
BRI & MedcoEnergi Bersatu: Gebrakan Baru Pemberdayaan UMKM di 7 Wilayah
-
Dari Jeruji ke Industri, BRI Bekali Warga Binaan Nusakambangan dengan Keterampilan Konveksi
-
Jangan Sampai Bocor! Data Ini Haram Dibagikan ke AI
-
Galian Pasir di Cilegon dan Ancaman Longsor, Warga: Rumah Kami Menggantung di Tebing