SuaraBanten.id - Dua rumah di setu Tangsel hancur diterjang longsor tebing 12 meter. Lokasi tersebut sering terjadi longsor, namun warga sekitar hanya bisa pasrah lantaran rumahnya berada di bawah tebing.
Ketinggian tebing mencapai 12-13 meter penuh pepohonan dan juga pohon bambu. Ancaman longsor itu nyata, setelah terjadi longsoran pada Selasa (18/5/2021). Bahkan, longsoran terjadi dua kali dalam sehari.
Akibatnya, dua rumah hancur akibat bencana alam itu. Lokasinya ada di RT 10 RW 4 di Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan.
Wandi salah satu pemilik rumah yang hancur akibat longsor itu mengatakan, musibah tersebut terjadi pada Selasa (18/5/2021) pagi. Longsoran dipicu akibat hujan deras terjadi Senin (17/5/2021) malam hingga Selasa (18/5/2021) dini hari.
Saat itu, terdengar suara gemuruh dari pohon bambu yang longsor dengan ketinggian 12 meter.
"Kronologinya itu longsor terjadi jam setengah delapan. Awalnya bunyi bambu jatuh kretek-kretek. Abis itu langsung nerjang rumah ini," katanya sambil menunjukkan rumahnya yang terdampak longsor, Rabu (19/5/2021).
Beruntung, saat itu dirinya tak berada di dalam rumah. Keluarganya yang lain pun serang berada di rumah saudaranya.
Biasanya, kata Wandi, kamar yang hancur itu jadi tempat tidur keponakannya yang kembar. Dia bersyukur, musibah itu tak merenggut nyawa.
"Kondisi rumah emang lagi kosong, saya di luar. Biasanya jam segitu ada keponakan saya kembar masih tidur di situ, tapi kemarin emang lagi kosong. Alhamdulillah masih pada selamat," ungkapnya.
Baca Juga: Warga Bintaro Gallery Tangsel Belasan Jam Terendam Banjir: Terima Nasib Aja
Akibat longsoran tersebut, kini dapur dan kamar di dua rumah itu hancur. Dia dan keluarganya pun kini mengungsi di kontrakkan petakan bantuan dari Pemerintah Kota Tangsel.
"Ada 4 keluarga yang terdampak, sementara ini kita tinggal di kontrakkan," terangya.
Wandi menuturkan, longsor bahkan terjadi dua kali dalam sehari. Beruntung, longsoran kedua tak berdampak parah hingga menghancurkan rumah tetangganya.
"Kejadian pertama itu pagi, sore menjelang magrib ada longsor lagi. Tapi nggak separah yang pertama," tuturnya.
Terkini, akar pohon bambu yang menghancurkan rumahnya itu tengah ditangani oleh sejumlah pekerja dari Dinas Pekerjaan Umum, Tagana dan BPBD Tangsel.
Pria 28 tahun itu menuturkan, longsor tersebut bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada 2010 pun sempat terjadi longsor serupa. Bahkan, setiap hujan deras turun, genteng atap rumahnya hancur terkena longsoran tanah.
Berita Terkait
-
Bom Waktu di Bawah Flyover: Mengapa Sampah Menggunung di Ciputat?
-
Debut Sensasional Bocah 15 Tahun! Ardana Cikal Bidik Olimpiade usai Sabet Emas SEA Games
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
Darurat Sampah, Terpal Jadi Andalan Pemkot Tangsel
-
Latihan Sering Terendah, Ardana Cikal Tak Menyangka Sabet Emas SEA Games 2025
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Dikenal Dermawan dan Tak Pernah Bermasalah, Ayah Bocah Korban Pembunuhan di Cilegon Ternyata...
-
5 Spot Wisata Healing di Serang Banten Buat Libur Sekolah dan Akhir Tahun 2025
-
Skandal Jaksa Nakal Banten Terbongkar! Kejagung Sikat 3 Anak Buahnya Sendiri
-
Kasus Pembunuhan Anak 9 Tahun di Cilegon Belum Terungkap, Bikin Masyarakat Resah
-
Viral Pernyataan Abah Aos Soal Kopiah Hitam Haram, Tokoh Ulama Banten: Hati-hati Sesat!