Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Rabu, 19 Mei 2021 | 16:04 WIB
petugas membersihkan akar pohon bambu yang menghancurkan dua rumah di Setu Tangsel. [Suara.com/wivy]

"Ada 4 keluarga yang terdampak, sementara ini kita tinggal di kontrakkan," terangya.

Wandi menuturkan, longsor bahkan terjadi dua kali dalam sehari. Beruntung, longsoran kedua tak berdampak parah hingga menghancurkan rumah tetangganya.

"Kejadian pertama itu pagi, sore menjelang magrib ada longsor lagi. Tapi nggak separah yang pertama," tuturnya.

Terkini, akar pohon bambu yang menghancurkan rumahnya itu tengah ditangani oleh sejumlah pekerja dari Dinas Pekerjaan Umum, Tagana dan BPBD Tangsel.

Baca Juga: Warga Bintaro Gallery Tangsel Belasan Jam Terendam Banjir: Terima Nasib Aja

Pria 28 tahun itu menuturkan, longsor tersebut bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada 2010 pun sempat terjadi longsor serupa. Bahkan, setiap hujan deras turun, genteng atap rumahnya hancur terkena longsoran tanah.

Wandi mengaku, sejak saat itu dirinya sudah melaporkan ke pihak terkait untuk segera ditangani sehingga longsor tak semakin parah.

Tetapi, meski sudah 11 tahun, belum ada upaya apapun untuk mengantisipasi longsor yang lebih parah.

"Udah sering (longsor), pertama kali itu 2010, udah dilaporin juga. Tapi sampai sekarang nggak ada pembangunan apa-apa buat mencegah longsor," paparnya.

"Kita berharap ada upaya pemerintah, misalnya membangun turap atau tebing penyangga buat antisipasi longsor," sambungnya.

Baca Juga: Hujan Deras Semalaman, 40 Rumah di Bintaro Gallery Tangsel Terendam Banjir

Meski setiap hari dibayangi ancaman longsor, Wandi dan keluarganya hanya bisa pasrah dan tetap bertahan di rumahnya itu.

Load More