Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 19 April 2021 | 08:53 WIB
Arak-arakan kuda lumping bangunkan warga sahur di Kecamatan Pagelaran Pandeglang (BantenHits.com)

SuaraBanten.id - Tradisi membangunkan sahur di Kecamatan Pagelaran Pandeglang mungkin bisa dibilang unik dan beda dari yang lain. Bagaimana tidak, mereka mempunyai tradisi membangunkan orang sayur menggunakan kuda lumping.

Kuda Lumping di arak keliling kampung dengan diiringi alunan musik tradisional. Tradisi ini dilakukan di Pagelaran Pandeglag setiap bulan Ramadhan.

Untuk membangunkan warga sahur, ada empat kuda lumping yang diarak keliling kampung. Aksi kuda lumping yang membangunkan warga sahur itu berlangsung sekira pukul 02.00 WIB hingga 03.30 WIB.

Menariknya, iring-iringan kuda lumping itu menjadi tontonan warga. Bahkan tak sedikit warga yang ikut iring-iringan kuda lumping.

Baca Juga: Momen Raffi Ahmad Isengi Nagita Slavina Sampe Mewek Disorot Para Selebriti

Yang lebih menarik perhatian warga saat “Pawang” menjinakan kuda lumping yang mengamuk seperti kerasukan menggunakan jampe-jampe atau doa.

Dilla warga sekitar mengungkapkan, ia bersama warga yang lain hampir tiap malam menyaksikan pawai membangunkan sahur. Karena kata dia, pawai itu menggunakan kuda lumping, sehingga cukup seru untuk ditonton.

“Tiap tahun Bulan Puasaa juga di sini mah (Pagelaran) selalu ada arak – arakan warga yang membangunkan sahur. Selain melantunkan alat musik, ada tarian kuda lumping yang cukup seru untuk ditonton,” katanya, Senin 19 April 2021.

Dilla mengaku tertarik dengan tarian kuda lumping tersebut. Menurut dia, tradisi ini harus dirawat dengan baik, agar tidak tari kesenian kuda lumping tidak punah.

“Yang lebih serunya lagi pada saat kuda lumpingnya itu dijinakan oleh pawangnya, karena ada semacam jurus – jurus silat yang dimainkan dalam menjinakan kuda lumping itu,” ujarnya.

Baca Juga: Hamil Anak Kedua, Raffi Ahmad Buat Nagita Slavina Nangis Gegara Ini

Asep, warga lainnya mengaku, sempat mengikuti pawai membangunkan sahur dari awal hingga selesai. Karena selain ikut untuk membangunkan warga sahur, juga ingin melihat keseruan aksi kuda lumping dalam pawai itu.

“Meski jarak yang ditempuhnya cukup jauh, tapi tidak terasa capek. Karena terobati dengan keseruan aksi kuda lumping,” tutupnya.

Load More