Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Selasa, 30 Maret 2021 | 15:12 WIB
Cak Nun soal Islam Agama Arogan (YouTube/Caknun.com).

SuaraBanten.id - Budayawan Emha Ainun Nadjib atau yang akrab di sapa Cak Nun emosi bila Islam di Indonesia disebut Radikal.

Menurut Cak Nun, hingga saat ini tidak ada tanda-tanda yang memperlihatkan bahwa agama Islam radikal.

Cak Nun mengungkapkan, agama Islam selalu menghadirkan kebaikan dan semangat berbagi kepada sesama.

Bahkan menurut Cak Nun, jika di dunia ini tidak ada Islam maka pertengkaran akan terjadi di mana-mana.

Baca Juga: Cak Nun Ngamuk: Tidak Ada Islam Radikal, yang Radikal itu Pemerintah!

Karenanya, Cak Nun tidak terima jika Islam disandingkan dengan istilah radikal lantaran kedua kata itu tak bisa disatukan.

Pernyataan Cak Nun disampaikan melalui video yang tayang di kanal Youtube Masyarakat Maiyah, seperti dilihat selasa (30/3/2021).

"Islam yang mengajarkan rasa syukur dan rasa syukur itu tidak ada di luar Islam. Dunia ini seharusnya bertengkar terus, tapi karena orang Islam pintar bersyukur, maka dunia menjadi aman. Indonesia sangat butuh Islam kalau ingin aman, karena orang Islam sangat pandai bersyukur," ujar Cak Nun.

Dalam tayangan video berjudul 'Cak Nun Marah Ketika Islam Disebut Radikal' tersebut, Cak Nun juga mengingatkan semua pihak jangan pernah sekali pun menjelek-jelekkan Islam apalagi sampai menganggapnya sebagai agama radikal.

Jika ada pihak yang melakukan hal itu, kata Cak Nun, maka dirinya tak akan segan untuk melaporkan pihak tersebut kepada pemilik Islam yakni Allah SWT.

Baca Juga: Cak Nun soal Presiden 3 Periode: Manusia Lebih Berkuasa dari Tuhan di RI

"Jadi jangan selalu menjelek-jelekkan Islam. Lama-lama saya hilang kesabaran, ini saya masih sabar sampai sekarang. Kalau kamu selalu menjelek-jelekkan Islam, nanti saya laporkan kepada yang punya (Allah). Bila tak ada Islam, (orang-orang) pasti berantem terus," tegas Cak Nun.

Mengutip Terkini.id-Jaringan Suara.com, Cak Nun juga menganggap istilah radikal yang kerap disematkan kepada kelompok tertentu pada Islam sebenarnya bermula dari politik kanan di Amerika Serikat dan China.

Pasalnya, menurut Cak Nun, AS dan China takut Islam kembali berjaya dan menguasai dunia.

Lebih parahnya, lanjut Cak Nun, narasi serupa turut dimainkan sejumlah pihak di dalam negeri di mana mayoritas penduduknya bahkan beragama Islam.

Oleh karenanya, Cak Nun meminta kepada semua pihak di tanah air termasuk pemerintah dan aparat keamanan untuk tidak menjelek-jelekan Islam.

"Jadi tolong Pak Polisi, Pemerintah, jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekkan Islam, sebelum nantinya saya marah. Sebab, ada saatnya saya tidak diam seperti sekarang. Tidak ada di sini, Pak, tidak ada, tidak ada (Islam radikal)! Yang radikal itu pemerintah, memaksakan pendapatnya terus! Bila saya teruskan, saya mau berdebat nasional tentang ini," ujarnya.

Load More