Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Senin, 22 Maret 2021 | 10:45 WIB
ILUSTRASI jenazah ulama [Renaldi/suara.com]

Tidak sedikit warganet yang mengaitkan meninggalnya ratusan ulama tersebut dengan dengan petanda kiamat telah dekat.

Pandangan itupun juga berlandaskan pada hadist Rasulullah SAW yang menyebut, kiamat akan terjadi saat ilmu hilang dari Bumi dan hilangnya ilmu terjadi ketika para ulama diwafatkan.

Terkait hal itu, Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan bahwa Rasulullah memang mengisyaratkan peristiwa wafatnya para ulama bisa diartikan sebagai petanda hari akhir telah dekat.

Namun, lanjut Ahmad, petanda tersebut sebenarnya telah terlihat 200 tahun lamanya sebelum masa ini.

Baca Juga: Viral Princes Hula Hula, Waria Bela Rizieq: Gue Banci, Bisa Bedakan Ulama

"Kehilangan banyak ulama sebenarnya bukan baru saja terjadi sekarang. Kalau melihat sepanjang sejarah 14 abad (Hijriyah), paling tidak dua abad terakhir kita memang tidak punya lagi ulama, dalam artian ulama yang karyanya kaliber dampaknya besar bagi Umat Islam, seperti Imam Al-Ghazali," kata Ustaz Ahmad Sarwat.

Wafatnya ulama selama pandemi saat ini, kata Ahmad, memang suatu kehilangan.

Akan tetapi, menurutnya fenomena wafatnya ulama yang karya-karyanya menjadi rujukan banyak umat Islam dan seharusnya lebih diwaspadai sebagai tanda kiamat adalah wafatnya ulama sebelum abad 13-14 Hijriyah.

Load More