SuaraBanten.id - Ratusan ulama Indonesia meninggal selama Pandemi Covid-19. Karanya, banyak kalangan yang mengkaitkan itu dengan pertanda kiamat.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Satkor Covid-19 Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulun Nuha.
KH Ulun Nuha menyebut pihaknya telah mencatat sebanyak ratusan ulama di Indonesia meninggal selama pandemi.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung di Indoensia para ulama bekerja di garis depan sebagai pahlawan spiritual masyarakat.
"Sampai pekan lalu dalam catatan kami sudah ada 400 ulama yang meninggal dunia selama masa pandemi Covid-19," ungkap KH Ulun Nuha, Minggu (21/3/2021) seperti dikutip dari Terkini.id-Jaringan Suara.com.
KH Ulun Nuha mengungkapkan, RMI juga menyinggung penting pemerintah mempriortaskan perlindungan terhadap alim ulama akan Covid-19 dalam pemberian vaksinasi.
"Sepertinya kalau dari pemerintah pusat, kesadaran dan political will-nya sudah ada (Untuk vakinasi ulama dan pesantren), tetapi saya tidak tahu ketika turun ke daerah provinsi dan kabupaten/kota kemudian inisiatifnya bisa sangat berbeda-beda," tuturnya.
Karenanya, KH Ulun Nuha juga meminta dukungan dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota agar memprioritaskan para alim ulama dan keluarga besar pesantren supaya mereka segera mendapatkan vaksin Covid-19.
Selain itu, tokoh NU tersebut juga menyampaikan bahwa sudah ada laporan dari sejumlah pesantren yang telah mendapat vaksin Covid-19.
Baca Juga: Viral Princes Hula Hula, Waria Bela Rizieq: Gue Banci, Bisa Bedakan Ulama
Namun, menurut Ulun, masih banyak pesantren yang belum mendapatkan vaksin.
Tidak sedikit warganet yang mengaitkan meninggalnya ratusan ulama tersebut dengan dengan petanda kiamat telah dekat.
Pandangan itupun juga berlandaskan pada hadist Rasulullah SAW yang menyebut, kiamat akan terjadi saat ilmu hilang dari Bumi dan hilangnya ilmu terjadi ketika para ulama diwafatkan.
Terkait hal itu, Direktur Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Sarwat menjelaskan bahwa Rasulullah memang mengisyaratkan peristiwa wafatnya para ulama bisa diartikan sebagai petanda hari akhir telah dekat.
Namun, lanjut Ahmad, petanda tersebut sebenarnya telah terlihat 200 tahun lamanya sebelum masa ini.
"Kehilangan banyak ulama sebenarnya bukan baru saja terjadi sekarang. Kalau melihat sepanjang sejarah 14 abad (Hijriyah), paling tidak dua abad terakhir kita memang tidak punya lagi ulama, dalam artian ulama yang karyanya kaliber dampaknya besar bagi Umat Islam, seperti Imam Al-Ghazali," kata Ustaz Ahmad Sarwat.
Wafatnya ulama selama pandemi saat ini, kata Ahmad, memang suatu kehilangan.
Akan tetapi, menurutnya fenomena wafatnya ulama yang karya-karyanya menjadi rujukan banyak umat Islam dan seharusnya lebih diwaspadai sebagai tanda kiamat adalah wafatnya ulama sebelum abad 13-14 Hijriyah.
Tag
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Benarkah Infak dari Hasil Korupsi Bisa Hapus Dosa Koruptor? Ini Penjelasan Ulama
-
Di Tengah Demo Ricuh, Habib Nabil Al Habsy Serukan Pesan Damai: Keberanian Jangan Jadi Perpecahan
-
Presiden Prabowo Kumpulkan 16 Ormas Islam di Tengah Suasana Memanas, Bahas Apa?
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Era Digital, BRI dan Dukcapil Kerja Sama Tingkatkan Layanan Integrasi Data Nasabah
-
Gerah Nonton Video Prabowo, Publik Serukan Aksi Datang Terlambat ke Bioskop 15 Menit
-
BRI Buka Pendaftaran Program Pengusaha Muda BRILiaN 2025, Cetak UMKM Unggul dan Inovatif
-
HUT ke-130, BRI Hadirkan News Fest 2025 untuk Jaring Karya Jurnalistik Inspiratif
-
Rahasia Ekonomi Suku Badui: Kencur dan Jahe Hasilkan Jutaan Rupiah