Scroll untuk membaca artikel
Hairul Alwan
Selasa, 16 Maret 2021 | 07:05 WIB
Denny Siregar dalam Tayangan YouTube Cokro TV (YouTube/CokroTV).

SuaraBanten.id - Penggiat media sosial Denny Siregar mengaku malu menjadi warga Indonesia saat kepemimpinan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Denny Siregar menyampaikan hal tersebut dalam video berjudul 'Kenapa Saya Tidak Suka dengan Keluarga SBY!’ yang tayang di kanal Youtube 2045 TV, seperti dilihat pada Senin 15 Maret 2021.

Dalam video tersebut, Denny mengaku malu saat Indonesia dipimpin Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu, ia kerap menahan malu saat bepergian ke Malaysia. Menurut Denny Siregar, masyarakat setempat kerap merendahkan Indonesia.

Karena itu, ia sempat merasa tak bangga terlahir sebagai anak bangsa. "Saat masa pemerintahan SBY, saya di Malaysia itu malu, asli. Mereka merendahkan Indonesia. Saya enggak bangga sebagai orang Indonesia pas zaman pemerintahan SBY," ungkap Denny Siregar pada Terkini.id (Jaringan Suara.com).

Akibat unggahan video tersebut Denny Siregar menjadi sorotan publik usai membongkar dosa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semasa menjabat presiden.Bahkan, kata Denny Siregar, ia merasa malu dan tidak bangga menjadi warga negara Indonesia saat SBY presiden.

Baca Juga: Klaim Ramah Radikalisme, Denny Siregar Sebut SBY Fasilitasi HTI Hingga ISIS

Menurut Denny Siregar, hal tersebut berbalik drastis di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), orang Malaysia malah bangga dengan Indonesia.Karenanya, ia juga ikut merasa bangga kepada Presiden Jokowi. "Sekarang, orang Malaysia malah bangga sama Indonesia. Terus muncul kebanggaan saya kepada Jokowi," tuturnya.

Dalam tayangan video tersebut, Denny juga mengungkapkan SBY kerap kali berpura-pura alias pencitraan selama menjabat sebagai presiden. Pencitraan yang ditampilkan SBY di hadapan publik dan media menurutnya terlalu berlebihan alias tak sesuai kenyataan. "Pak SBY lebih banyak omongnya, lebih banyak pencitraannya, ketimbang hasil kerjanya," tegasnya.

Sebelumnya, Denny Siregar membeberkan dosa SBY saat masih menjabat sebagai Presiden RI. Dosa tersebut terkait gerakan kelompok radikal. Denny menyebut di saat SBY presiden, kelompok radikal tumbuh dan bebas bergerak di Indonesia.

Menurutnya, gerakan radikalisme tersebut mulai tumbuh dan mendapat ruang sejak SBY menjabat.Denny Siregar menilai, bebasnya kelompok radikal itu terlihat saat SBY memberikan izin kepada stasiun televisi negara yakni TVRI untuk menayangkan kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Kita lihat, tahun 2013, HTI dengan enaknya membajak TVRI dan disiarkan ke seluruh dunia dalam siaran langsung untuk mempropagandakan konsep khilafah. Kan ini bertentangan sekali dengan NKRI," kata Denny Siregar.

Baca Juga: Denny Siregar: PKS Sama Amien Rais Lagi Sibuk Bikin Propaganda Jorok

Ia pun menilai, aksi kelompok HTI yang notabenenya merupakan jaringan radikalisme global tersebut hanya terjadi di zaman pemerintahan SBY.

"Kelompok HTI yang merupakan jaringan radikalisme global yang di banyak negara dimusuhi dan dibubarkan, bahkan pentolannya dihukum mati, di Indonesia bisa berkembang dengan bebas tanpa perlawanan sedikit pun. Ini hanya terjadi di zaman pemerintahan SBY," tutur Denny Siregar.

Ia pun menduga, selama SBY menjabat sebagai kepala negara Indonesia Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu telah memfasilitasi kegiatan sejumlah kelompok radikal.

Tak hanya HTI, kata Denny, menurutnya ISIS juga mendapat perlakuan serupa di Indonesia saat SBY menjabat. Bahkan, Denny Siregar mengungkapkan pada 2011 ISIS dengan mudahnya masuk ke Indonesia dan membaiat kadernya di banyak lokasi.

Selain itu, lanjut Denny, kelompok radikal ISIS juga membangun model latihan militer dan disiarkan di banyak stasiun televisi. "Ini kesalahan siapa? Di pemerintahan siapa? Pemerintahan SBY!," tegas Denny Siregar.

Denny Siregar dalam tayangan video di kanal Youtube 2045 TV, juga menyebut SBY telah melemahkan instansi kepolisian untuk menindak kelompok beraliran radikalisme. Padahal, menurut Denny, jika kelompok radikal itu terus dibiarkan mereka bisa membahayakan negara.

"Pertanyaannya, kenapa mereka (kelompok radikal) bisa begitu jumawa, kenapa mereka bisa begitu merasa besar di zaman pemerintahan SBY? Ya karena dibiarkan!," ujar Denny.

Menurutnya, kemungkinan kelompok radikal itu juga difasilitasi dengan bantuan sosial untuk ormas keislaman. "Bahkan mungkin difasilitasi dengan bantuan sosial untuk ormas keislaman, supaya mereka tak melawan pemerintah," ungkapnya.

Denny Siregar juga menduga, SBY mungkin tidak secara terang-terangan mendukung gerakan radikalisme di Indonesia. Namun, menurutnya SBY telah melakukan kejahatan yang sama dengan membiarkan kelompok radikal itu bebas bergerak di Indonesia.

"Pak SBY tidak mendukung radikalisme, tetapi membiarkannya, bahkan mungkin memfasilitasinya, itu juga kejahatan yang sama," pungkasnya.

Load More