Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 12 Maret 2021 | 15:32 WIB
Kecelakaan bus di tanjakan cae menyebabkan Resa yang berencana menikah dalam waktu dekat meninggal dunia (Hops.id)

SuaraBanten.id - Kecelakaan maut bus Sri Padma yang membawa rombongan peziarah dari SMP IT Al Muawanah di Wado, Sumedang meninggalkan luka yang mendalam, terlebih bagi keluarga yang ditinggalkan.

Dalam peristiwa yang memilukan itu, 29 orang dinyatakan meninggal dunia. Salah satunya yakni Resa Siti Khaerunisa, seorang guru muda yang berencana akan menikah dalam waktu dekat.

Dara asal Kampung Pasirlaja RT 06/02 Desa Pasirhaji, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang itu ditakdirkan menemui Tuhan yang Maha Esa sebelum ia menikah.

Ayah dari almarhum, Wawan Setiawan mengaku tidak langsung mengetahui peristiwa itu. Ia justru mengetahui anaknya jadi korban dalam kecelakaan di Tanjakan Cae itu usai warga di kampungnya heboh.

Baca Juga: Detik-detik Bus SMP Cisalak Terjun ke Jurang, Ada Bau Gosong Kampar Rem

Usai mengetahui hal itu, ia tak langsung percaya dan memilih untuk menghubungi ponsel anaknya. Sayang, saat itu nomornya sudah tidak aktif.

“Saya tahu begitu tetangga di depan kampung sudah ramai membicarakan kalau bus rombongan yang ziarah mengalami kecelakaan. Tadinya belum percaya, karena ketika Resa dihubungi teleponnya tidak aktif,” ujar Wawan, melansir Hops.id (jaringan Suara.com).

Wawan jelas sangat terpukul. Ditambah lagi, putrinya itu tidak lama lagi akan menggelar pernikahan dengan calon suaminya yang bekerja di Korea Selatan.

Rencana pernikahan sudah disiapkan jauh hari. Keduanya direncanakan menikah dalam waktu dekat setelah sang calon suami selesai bekerja di Korea Selatan. Namun, Tuhan memiliki kehendak lain, Resa dipanggil terlebih dahulu oleh Allah SWT.

Sang calon suami tidak bisa menyembunyikan perasaan terpukulnya saat melihat jasad calon istri melalui sambungan video call.

Baca Juga: Data Korban Tewas dan Kronologi Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Sumedang

Petugas mengevakuasi korban kecelakaan bus PO Sri Padma Kencana di Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

“Calon suaminya sangat terpukul,” tuturnya.

“Agenda pernikahan yang sudah ditetapkan ya batal dengan kepergian Resa. Sebelum berangkat ziarah, ibunya sempat melarangnya untuk ikut. Tapi Resa tetap memaksa karena merasa tidak enak jika tidak ikut sebab sudah direncakanan sejak lama,” sambung Wawan.

Wawan menceritakan, sesaat sebelum berangkat berziarah, ibu Resa sempat melarang anaknya untuk turut ikut karena khawatir.

Almarhumah belum lama ini diwisuda. Dikenal sebagai sosok yang mandiri dan tangguh, Resa bahkan sudah bekerja sebagai guru di SMP IT Al Muaawanah sebelum ia lulus.

Load More