SuaraBanten.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG keluarkan peringatan peningkatan aktivitas gempa di Lampung dan Bengkulu. Sebab terjadi peningkatan aktivitas gempa signifikan di Samudra Hindia dalam tiga bulan terakhir.
Titik peningkatan aktivitas gempa itu di selatan Bengkulu-Lampung. BMKG imbau warga pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano untuk waspada.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudra Hindia selatan Bengkulu dan Lampung saat ini memang sedang terjadi peningkatan aktivitasnya sejak tiga bulan terakhir," kata Koordinator bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Jumat (19/2/2021).
Sejak November 2020, telah terjadi 16 kali gempa signifikan dengan kekuatan magnitudo di atas 5,0 yang mengguncang zona gempa selatan Bengkulu-Lampung.
Tercatat gempa terbaru dengan magnitudo 5,1 yang mengguncang Bengkulu pada Kamis (18/2/2021) pukul 17.43.09 WIB.
Baca Juga: 6 Cara Pantau Banjir Menggunakan Aplikasi
Pada peta seismisitas di Samudra Hindia selatan Bangkulu dan Lampung tampak klaster pusat-pusat gempa yang mencolok, dengan gempa paling kuat yaitu Gempa Enggano magnitudo 6,3 pada Rabu (10/2/2021) pukul 19.52 WIB.
Di zona tersebut juga terjadi gempa kembar (doublet earthquake) dengan magnitudo 5,3 dan 5,5 pada Sabtu (13/2) pukul 11.18 WIB dan 11.30 WIB.
"Harapan kita semoga rentetan gempa signifikan yang mengguncang Bengkulu-Lampung ini segera berakhir, tetapi jika dalam beberapa hari ke depan masih berlanjut maka kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan, khususnya masyarakat pesisir Bengkulu, Lampung dan Pulau Enggano," katanya.
Karena itu, evakuasi mandiri harus benar-benar dipahami oleh masyarakat pesisir dengan menjadikan guncangan gempa kuat yang dirasakan di pantai sebagai peringatan dini tsunami.
Sehingga warga pesisir pantai harus segera menjauh dari pantai saat merasakan guncangan gempa kuat tersebut.
Baca Juga: Sering Hujan, BMKG Malah Minta Warga Lingga Waspada Kebakaran Hutan
Cara ini terbukti dapat meminimalkan korban jiwa seperti yang dilakukan masyarakat Pulau Simeulue, Aceh dengan warisan kearifan lokal yang disebut "smong" yang sudah ratusan tahun diterapkan dalam menghadapi tsunami.
Berita Terkait
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
Seruit Bukan Satu-satunya, Ini 6 Kuliner Lampung yang Siap Manjakan Lidahmu
-
Gempa Magnitudo 6,8 Mengguncang Papua Nugini, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami di Indonesia
-
Libur Lebaran di Lampung? Ini 6 Destinasi Wisata Seru yang Wajib Dikunjungi
-
Seorang Polisi Jadi Korban Begal di Cikarang, Honda Scoopy Miliknya Dibawa Kabur
Tag
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Satu Hari Pembebasan Tunggakan Pajak dan Denda di Banten, PAD Capai Rp15 Miliar
-
Viral Oknum Polisi Polres Tangsel Lakukan Pelecehan Seksual, Pelaku Disebut Alami Gangguan Mental
-
Sentuhan BRI Bikin Warung Bu Sum Bertransformasi dan Ramai Pengunjung
-
Hari Pertama Pembebasan Tunggakan Pajak dan Denda di Samsat Cikande, Petugas Kurang Persiapan
-
Samsat Kota Serang Diserbu Warga, Antre Sejak Subuh Demi Bebas Tunggakan Pajak dan Denda