Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Sabtu, 06 Februari 2021 | 11:04 WIB
Ilustrasi siswi menggunakan jilbab (Kemenag)

SuaraBanten.id - Ulama Nahdlatul Ulama Sukron Makmun menyebut penggunaan jilbab tidak bisa dipaksakan kepada semua perempuan entah muslimah atau tidak.

Melansir Hops.id (jaringan Suara.com), pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU Banten itu mengatakan, sekolah itu tidak bisa memaksakan semua orang satu seragam.

Ia memberi contoh, saat dia tinggal di Mesir. Ia melihat putri Syekh Ali Jum’ah tidak memakai jilbab. Padahal Syekh Ali adalah mufti nasional dari Mesir dan Syekh Ali menyatakan tak memaksa putrinya untuk pakai jilbab.

Ia juga mengatakan, ulama-ulama terdahulu mempersilakan istri-istrinya memakai pakaian biasa dengann kerudung yang hanya menutup sedikit bagian kepala. Tanpa mengharuskan memakai pakaian tertutup yang menutup aurat seluruh badan.

Baca Juga: Gun Romli: Abu Janda Ada untuk Penyeimbang Bacotan Tengku Zul dan Munarman!

“Lihat saja keluarga Buya Hamka, tokoh-tokoh muslimat NU dan istri-istri kiai NU, pakai kerudungnya juga biasa,” ungkapnya.

Ia juga mengaitkan awal mula penggunaan jilbab berkembang di jazirah Arab, sebelum akhirnya sampai ke Indonesia yang berkaitan pada surat Al Ahzab ayat 59.

“Dahulu di Madinah, ketika masih diselimuti padang pasir, banyak perempuan yang untuk buang air mesti bersembunyi di padang kurma. Jadi banyak sekali perempuan yang masih belum nyaman, sebab ketika itu banyak orang nakal, terutama para budak,” kata dia.

Guna menyelamatkan mereka dari upaya jahat para budak yang nakal, penggunaan jilbab berfungsi menjelaskan identitas mereka.

Ia lantas melanjutkan, denganberhijab, para budak bisa langsung menebak kalau mereka wanita terhormat dan tak bakal berani mengganggu.

Baca Juga: Polemik Abu Janda, Alissa Wahid: Dia Tidak Benar-benar Menguasai Agama

Load More