Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 04 Januari 2021 | 13:06 WIB
ILUSTRASI--Perawat di Lapas Perempuan Pekanbaru mengaku kewalahan menangani lonjakan kasus positif Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru. Hal itu terjadi Karena keterbatasan ruang dan tenaga medis. (Riau Online)

SuaraBanten.id - Awal tahun 2021 disambut dengan rapid antigen yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Cilegon untuk petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP).

Langkah ini bertujuan untuk memastikan tak adanya sebaran Covid-19 di area Lapas. Hasilnya, terdapat 11 orang WBP positif rapid test antigen

“Terkonfirmasi atau reaktif napi 11 orang dan petugas nihil,” kata Satuan tugas (Satgas) Covid-19 Lapas Cilegon, Zulkarnain, Senin (4/1/2020).

Ia melanjutkan, rapid test antigen dilakukan kepada 50 orang yang terdiri dari 30 warga binaan permasyarakatan (WBP) atau nara pidana (napi) dan 20 petugas.

Baca Juga: Innalillahi! Anggota DPR RI Bambang Suryadi Meninggal Dunia karena Corona

“Dari yang reaktif, kita lakukan isolasi mandiri di gedung B, blok khusus, agar lebih mudah terpantau dan mendapatkan atensi khusus dari petugas,” ungkapnya, melansir Bantenhits (jaringan Suara.com).

“Ada 2 orang petugas yang dinyatakan reaktif, itu sudah 2 minggu lalu di istrahatkan, agar bisa menjaga imunitas dan mengontrol diri sendiri atau isolasi mandiri,” imbuhnya.

Zulkarnain menegaskan sementara ini kunjungan drive thrue ditutup sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.

“Untuk memudahkan komunikasi antara keluarga dengan WBP, kami terus membuka kunjungan online dan kunjungan online khusus edukasi,” tutupnya.

Baca Juga: Usai 29 Hari Isolasi karena Covid, Anies Kembali Berkantor di Balai Kota

Load More