SuaraBanten.id - Sebuah sumber dari Gaza mengklaim, belum lama ini Uni Emirat Arab (UEA) mengirim paket peralatan medis yang diduga sudah kadaluarsa dan tidak layak ke jalur Gaza.
Padahal, paket tersebut dikirimkan sebagai upaya dalam membantu penanganan wabah Covid-19 di lokasi tersebut.
Dilansir Middle East Eye, pada Kamis (24/12/2020), Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan paket yang dikirim UEA berisi peralatan kedaluwarsa yang tidak sesuai untuk digunakan dalam pengujian covid-19.
Tidak hanya itu, sejumlah peralatan lain juga tidak bisa digunakan untuk menangani pasien Covid-19.
Baca Juga: Heboh! Pasien Covid-19 Diduga Bersetubuh dengan Orang Ber-APD saat Dirawat
Sebelumnya, Al Khaleej Online melaporkan, paket bantuan tersebut tidak berisi ventilator seperti yang diklaim oleh media Emirat.
Melainkan, hanya bantuan berupa tabung yang digunakan untuk mesin pernapasan dan tidak akan menguntungkan rumah sakit Gaza.
Aktivis Palestina Yassin Ezz El-Din melalui Twitter-nya mengatakan bahwa UEA telah berbohong ketika mereka mengatakan telah mengirim bantuan ke Gaza.
"Setelah menerima publisitas luas, ternyata pengiriman sumbangan medis dari UEA ke Jalur Gaza adalah kebohongan besar," cuitnya, Minggu (20/12) melansir Batamnews (jaringan Suara.com).
"Apa yang disebut sebagai 100 respirator ternyata adalah alat pernapasan sederhana, tersedia di apotek di Jalur Gaza, dan tentu saja tidak cocok untuk mengobati Corona," sambungnya seperti dikutip dari Al Khaleej Online, Rabu (23/12).
Baca Juga: Positif Covid-19, Begini Kondisi Terkini Ashanti
Mengetahui hal ini, Kementerian Kesehatan Palesatina telah menyampaikan kekecewaan mereka. Pihak terkait juga sudah mengirim surat ke UEA yang berisi tuntutan untuk memperbaiki situasi.
Pasalnya, Kemenkes Palestina harus menanggung biaya tinggi untuk menghancurkan barang kiriman kedaluwarsa tersebut.
Sebelumnya, situs web berita Emirati, Al-Ain melaporkan UEA mengirimkan paket bantuan berisi 100 ventilator dan 200 ribu alat tes covid-19 untuk Gaza.
Al-Ain bahkan memperkirakan paket itu berisi lebih dari 14 ton pasokan medis untuk mendukung pelayanan petugas kesehatan di Jalur Gaza.
Berita Terkait
-
1 dari 3 Remaja Yahudi Amerika Dukung Hamas, Ungkap Studi Israel
-
Perempuan dan Anak-anak di Gaza Kelaparan dan Terusir, Iran Minta Dunia Bela Palestina
-
Peretas Hanzala Bobol Sistem Militer Israel, 40TB Data Sensitif Dicuri
-
Sandera Wanita Asal Israel Tewas di Jalur Gaza
-
Momen Hangat Pertemuan Prabowo dan MBZ di Istana Kepresidenan UEA
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
-
Usai Cuti Kampanye, Basri Rase Gelar Rapat Perdana Bersama OPD, Bahas Apa?
-
Thom Haye hingga Ragnar Oratmangoen Punya KTP DKI Jakarta, Nyoblos di TPS Mana?
-
Awali Pekan ini, Harga Emas Antam Mulai Merosot
-
Ada Marselino Ferdinan! FIFA Rilis Wonderkid Kualifikasi Piala Dunia 2026
Terkini
-
Dirut BRI Sunarso Raih Penghargaan TOP CEO Indonesia Awards 2024
-
Berapa Harga Garmin Venu 3 dan Spesifikasinya
-
Eks Kabid BPBD Banten Dituntut 4 Tahun Penjara Gegara Pengadaan Laptop Fiktif
-
Tabrakan Mobil Polisi di Cadasari Pandeglang Diduga Dipicu Karena ODGJ Ngamuk
-
AC Terasa Kurang Dingin? Ini Kemungkinan Penyebabnya