SuaraBanten.id - Pasien Covid-19 dengan gejala kritis yang di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten saat ini tidak akan dirawat di rumah sakit (RS) rujukan setempat. Penyebabnya, ruangan Intensive Care Unit atau ICU yang merupakan tempat perawatan pasien kritis di sana sudah penuh.
Diketahui, ada tiga RS rujukan di Kabupaten Tangerang, yakni RSUD Kabupaten Tangerang, RSUD Balaraja dan RS Siloam Kelapa Dua. Dari tiga rumah sakit itu, tempat tidur di ruang ICU sudah penuh dengan pasien Covid-19.
Kondisi pelik itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Muchlis.
Menurut Muchlis, tiga RS rujukan wilayah Kabupaten Tangerang memiliki 33 tempat tidur untuk ICU isolasi pasien Covid-19. Namun semuanya sudah full.
"Untuk ICU isolasi pasien Covid-19 sudah full. Ada 33 tempat tidur di tiga RSUD rujukan Kabupaten Tangerang telah penuh," ujarnya dihubungi Suara.com, Sabtu (19/12/2020) malam.
Dengan kondisi itu, ia menjelaskan, kebutuhan ruangan ICU untuk pasien Covid-19 cukup banyak. Kemungkinan setiap hari permintaan pasien yang harus dirawat di ICU selalu ada.
"Kebutuhan untuk ICU Covid-19 banyak dan selalu ada. Tapi kita enggak punya data pastinya (antrean pasien). Namun kita penuh dikirim (rujuk) ke RS di wilayah Banten," katanya.
"RS di Jakarta juga sudah penuh. Jadinya (rujuk) di wilayah Banten itu upaya yang dilakukan," sambungnya.
Muchlis mengakui kondisi tersebut sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Hal itu karena seiring angka kasus Covid-19 kian meningkat.
Baca Juga: Polres Tangerang Amankan Massa Aksi 1812, 2 Reaktif Corona, 1 Bawa Celurit
Bahkan bukan hanya ruang ICU yang telah terisi penuh, ruangan non ICU sudah mencapai 80 persen diisi oleh pasien Covid-19.
"Ruangan non ICU ada 489 tempat tidur. Yang terisi saat ini sekitar 80 persen. Artinya itu juga sudah 300-an pasien," sebutnya.
Selain RS rujukan, rumah singgah khusus pasien Covid-19 dengan orang tanpa gejala (OTG) di Hotel Yasmin, Kecamatan Curug, juga telah melebihi kapasitas.
"Hotel Yasmin jumlah 180 kamarnya. Sementara pasiennya saat ini ada 207 orang. (Jadi) satu kamar dihuni ada terdapat dua pasien," katanya lagi.
"Yang satu kamar dua orang itu adalah klaster keluarga, bapak sama anaknya, suami dengan istrinya. Tapi yang jelas, saat ini antreannya di Yasmin sekitar 58 orang (pasien Covid-19 OTG) mau masuk," lanjutnya.
Melihat kondisi itu, Muchlis mengklaim, jumlah pasien Covid-19 dengan kondisi OTG dan memiliki gejala sama rata. Artinya tidak ada yang mendominasi. Di mana jumlah kasus mencapai empat ribuan.
Berita Terkait
-
Biaya Perawatan Covid-19 Mahal, Warga Diminta Tetap Jalankan Prokes
-
Perjuangan Ayah saat Pandemi, Rela Jadi Badut Demi Kehidupan Keluarga
-
Pfizer Siapkan 129 Juta Dosis Vaksin Covid-19 di Jepang
-
Gunakan Surat Rapid Test Covid-19 Palsu, Satu Keluarga Batal Terbang
-
Vaksin Covid-19 Moderna Dapat Izin Digunakan, asalkan...
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat di Jawa hingga Sulawesi Hari Ini, Cek Wilayahmu di Sini
-
ASG-PIK2 Salurkan Bantuan Modal Rp21,4 Miliar kepada 214 Koperasi Merah Putih di Tangerang
-
Pantai Anyer hingga Cinangka Dipastikan Aman Dikunjungi Saat Libur Nataru
-
Dear Warga Banten! Bakal ada PLTB Raksasa 200 MW di Ujung Kulon
-
Menjelah Destinasi Wisata Island Hopping Lewat Staycation Experience 2025