Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Selasa, 15 Desember 2020 | 19:50 WIB
warga korban gusuran Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II atau Tol Kunciran-Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta) datangi Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (15/12/2020) [Suara.com/Alwan]

SuaraBanten.id - Puluhan warga korban gusuran Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) II atau Tol Kunciran-Cengkareng (Bandara Soekarno-Hatta) meneriaki Walikota Tangerang Arief R Wismasyah banci.

Massa yang didominasi emak-emak dan anak kecil ini geram lantaran Walikota Tangerang tak mau menemui mereka.

Mereka sempat menerobos pagar Pusat Pemerintahan Kota Tangerang dan menggeruduk ruang Walikota Tangerang.  Sayangnya, upaya mereka tak membuahkan hasil lantaran Walikota tidak mau menemui massa aksi dan pintu masuk ruang Walikota juga di jaga ketat oleh petugas keamanan dan Satpol PP.

Lantaran marah, tak juga menemui mereka, massa lantas meneriaki Arief dengan istilah "Walikota Banci".  Ada pula salah satu warga lantas memegang bra dan memasangnya di kepala. 

Baca Juga: Nekat Gelar Hajatan Saat PSBB, Restoran di Kelapa Gading Disegel Satpol PP

Aksi tersebut juga diikuti oleh emak-emak lainnya sebagai bentuk protes atas kekecewaan lantaran tidak ditemui Walikota.

Salah satu warga Dedi Sutrisno mengatakan, emak-emak yang menunjukan pakaian dalam sebagai bentuk protes pada walikota.

"Bahasanya gimana sih kalau laki-laki suruh pake BH, berarti kan Walikota ini udah enggak gentleman. Sampai suruh pake BH sama ibu-ibu," katanya ditemui di lokasi aksi, Selasa (15/12/2020).

Ia menyebut, warga Kampung baru tidak hanya memberitahukan ingin demo saja, melainkan sempat datang ke rumah Arief untuk audiensi dan berbicara secara kekeluargaan. 

"Masyarakat ingin bertemu dengan walikotanya tapi sampai sekarang enggak ada pertemuan. Bahkan sampai kita demo pun mana, enggak ada titik temu. Ini kan masyarakat dia, minimal kalau minta ke walikota dulu," ujarnya.

Baca Juga: Bukan Cuma Kementerian Sosial, Gus Dur Juga Pernah Bubarkan Satpol PP

Ia dan warga Jurumudi menagih janji karena Walikota dan jajaran ke bawahnya pernah menjanjikan untuk menyelesaikan permasalahan ini melalui mediasi. 

"Pada intinya kita nagih janji, karena mereka pernah menjanjikan kita untuk masukin gugatan dan diselesaikan di mediasi. Kedua masalah kontrakan dan dapur, untuk bulan Januari kita sudah enggak ada," pungkasnya.

Kontributor : Hairul Alwan

Load More