Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Kamis, 26 November 2020 | 08:29 WIB
Sebagai ilustrasi: Guru memberikan bimbingan belajar kepada siswa PAUD Pelangi di rumahnya di Kampung Kanaga, Lebak, Banten, Rabu (25/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas]

SuaraBanten.id - Sebanyak 14 ribu guru honorer di Kabupaten Tangerang masih memiliki persoalan kesejahteraan. Kondisinya semakin pelik karena mereka turut terimbas pandemi Covid-19.

Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tangerang, Bibing Sudarman menyatakan, ribuan guru honorer yang masuk organisasinya itu memiliki persoalan kesejahteraan.

Terlebih, guru honorer yang bekerja di sekolah-sekolah swasta di Kabupaten Tangerang harus ekstra berjuang memenuhi kebutuhan di situasi pandemi Covid-19.

"Jumlah guru honorer di PGRI Kabupaten Tangerang ada 14 ribu orang, baik sekolah swasta maupun negeri. Nah, kalau swasta itu kondisinya yang di mana keuangan mereka berasal dari orang tua murid," ujarnya dihubungi Suara.com, Rabu (25/11/2020).

Baca Juga: 2 Guru di Tangerang Positif Corona Usai Jenguk Pasien Covid-19

"Karena kondisi itu guru honorer menyiasati dengan membuka ruang kelas daring," sambungnya.

Namun, kata Bibing, guru honorer dalam membuka kelas daring juga cukup berat. Mereka harus memiliki modal sendiri guna melakukan proses belajar mengajar.

"Dengan keterbatasan itu guru honorer masih bisa menjawab tantangan di situasi pandemi. Tapi, yang jelas, Hari Guru Nasional dalam situasi Covid-19 yang memperihatinkan," katanya lagi.

Berbeda dengan guru honorer di sekolah negeri, Bibing menyebutkan, mereka setidaknya masih mendapatkan honor, meski masih di bawah upah minimum.

"Sekolah negeri ada BOP (Bantuan Operasional Pendidikan), yang merupakan bantuan dari pemerintah. Itu ada upahnya untuk guru honorer, tapi belum mendekati upah minimum," ujarnya.

Baca Juga: Tragis! Beli Sarapan Nasi Uduk, Sarah Ditabrak Motor Tewas di Tempat

"Tapi persoalannya, 60 persen sekolah negeri itu dihuni guru pegawai negeri sipil. Selebihnya adalah guru honorer. Karena itu kesejahteraan jadi dorongan dan aspirasi kami ke pemerintah," lanjutnya.

Bibing menuturkan, pihaknya sudah melakukan audiensi ke Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam membahas persoalan kesejahteraan guru honorer. Hasilnya, pemerintah akan mengupayakan soal bagaimana menanggulangi persoalan kesejahteraan guru honorer.

Sisi Positif

Di balik persoalan kesejahteraan guru honorer di situasi pandemi Covid-19, Bibing mengaku, saat ini para guru menjadi lebih "melek" teknologi. Metode pembelajaran daring kepada murid selama pandemi Covid-19, menuntut guru untuk menguasai teknologi.

"Sebelumnya media pembelajaran daring itu tidak dilakukan. Tapi sekarang itu sudah menjadi kebutuhan dalam situasi saat pandemi ini. Tidak bisa lagi guru menghindar dari itu," katanya.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

Load More