SuaraBanten.id - Angka pengangguran di Kabupaten Tangerang terus meningkat hingga daerah itu menduduki kota/kabupaten dengan tingkat tertinggi di Banten.
Hal ini diyakini disebabkan akibat banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan sejumlah perusahaan yang memutuskan untuk menutup operasi mereka.
Tingkat pengangguran terbuka, berdasrkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Banten menjelaskan, Kabupaten Tangerang memuncaki urutan pertama dengan angka 13,06 disusul Kota Cilegon 12,6, Kabupaten Serang 12,22, Kabupaten Lebak dengan angka 9,63.
Sementara, angka pengangguran di Kabupaten Tangerang terpaut jauh meninggalkan tetangganya sendiri yang notabene memiliki yaitu Kota Tangerang.
Angka ini lebih rendah jika dibandingkan Kota Serang dengan angka 9,26, Kabupaten Pandeglang 9,15 dan paling rendah Kota Tangerang Selatan dengan angka 8,48.
“Total jumlah karyawan PHK dan yang dirumahkan itu yang masuk ke kami saja sudah mencapai sekitar 37 ribu orang. Meskipun ada yang masih berstatus dirumahkan, tapi nanti itu tergantung kebijakan dari perusahannya apakah mereka akan dipanggil kerja lagi atau tidak,” kata Kepala Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI) Disnaker Kabupaten Tangerang Hendra kepada Bantenhits.com, Senin (9/11/2020).
Tidak hanya PHK, bahkan jumlah perusahaan yang harus berhenti operasi di Kabupaten Tangerang juga terus meningkat.
Hingga akhir Oktober 2020, tercatat sudah ada 23 perusahaan besar yang harus gulung tikar lantaran tersumbatnya proses distribusi barang selama pandemi Covid-19.
“Mereka rata-rata tidak bisa bertahan dan harus menutup biaya produksi yang tidak sedikit selama pandemi. Ini rata-rata merupakan pabrik-pabrik besar di Kabupaten Tangerang seperti pabrik sepatu sampai industri penghasil komponen otomotif,” ujar Hendra.
Baca Juga: Keluarkan Senpi, Begal Motor di Tangerang Ditembak Mati
Paling baru, ia menambahkan, gelombang PHK akan kembali terjadi di salah satu pabrik sepatu di wilayah Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan data yang ia terima, pabrik tersebut terpaksa harus merumahkan sekitar 1.800 karyawannya pada akhir November 2020.
“Karena mengalami kerugian dua tahun berturut-turut, mereka sudah tidak kuat dan memutuskan untuk menutup pabrik karena ordernya juga sudah tidak ada. Kalau ditambah sama yang ini, berarti total nanti mencapai 40 ribuan karyawan yang terkena PHK di Kabupaten Tangerang,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Hong Kong Kingland Targetkan Tower The Fritz Rampung 2023
-
Nasib Pilu Ajim, Jadi Penghulu Cuma Dibayar Rp 300 Ribu Kini Sepi Job
-
Keluarkan Senpi, Begal Motor di Tangerang Ditembak Mati
-
Curi Motor di Kampung Sendiri, Kodok Diciduk Saat Ayik Ngopi di Warung
-
Persita Masih Bingung Aturan Pembayaran Subsidi PT LIB
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Momen Horor Pernikahan di Tangsel: Mobil Klasik Pembawa Pengantin Tiba-tiba Jadi Abu
-
Viral MBG Ditolak! Wali Murid SD 'Anak Pajero' Serang Protes: Kenapa Harus Sekolah Kami?
-
Menteri Keuangan Purbaya Mengguncang Senayan, Ungkap Janji 7 Kilang Hanya 'Nol Besar'
-
Triliunan Rupiah! Segini Biaya Dibutuhkan Tangerang Bangun PSEL
-
AgenBRILink Jadi Ujung Tombak Transformasi Layanan Keuangan BRI di Wilayah 3T