SuaraBanten.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Provinsi Banten meminta nelayan selatan Lebak mewaspadai bahaya potensi gelombang tinggi karena bisa menimbulkan kecelakaan laut.
"Kami telah menyampaikan surat peringatan kewaspadaan dini bagi nelayan pesisir selatan Lebak guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Seksi Penanganan Kedaruratan BPBD Provinsi Banten, Sumardi di Posko Kesiapsiagaan di Villa Hejo Kecamatan Panggarangan Kabupaten Lebak, Senin (2/11/2020).
Potensi gelombang di pesisir selatan Lebak berpeluang empat sampai enam meter, sehingga nelayan tradisional sebaiknya tidak melaut.
Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Banten dan Samudra Hindia selatan Banten itu dapat menimbulkan kecelakaan laut.
Apalagi, nelayan pesisir selatan Lebak kebanyakan nelayan tradisional dengan mesin tempel sehingga tidak kuat menahan gelombang di atas dua meter.
"Kami mengimbau nelayan tidak melaut, karena cuaca buruk di perairan selatan Banten cukup membahayakan," ujarnya.
Menurut dia, nelayan pesisir selatan Lebak di antaranya terdapat di Tempat Pelelangan Ikan atau TPI Bayah, Panggarangan, Pulau Manuk, Tanjung Panto, Sawarna, Suka Hujan, Cihara, Binuangeun dan Bagedur.
Selama ini, cuaca di pesisir selatan Lebak kurang bersahabat juga ditambah tiupan angin dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 10-30 km/jam, suhu udara berkisar antara 24 - 32°C dan kelembaban udara 60 – 95 persen.
Selain itu juga intensitas curah hujan sedang hingga lebat disertai sambaran petir.
Baca Juga: Lagi Mancing, Perahu Ditabrak Tongkang, 2 Nelayan Sumenep Terlempar ke Laut
Dengan demikian, nelayan, masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekat pesisir selatan Lebak.
"Peringatan kewaspadaan dini agar tidak menimbulkan korban kecelakaan laut," tuturnya.
Sementara itu, Juproni (60) nelayan TPI Bayah Kabupaten Lebak mengaku sudah sepekan lebih tidak berani melaut karena gelombang tinggi dan angin cukup kencang.
Gelombang tinggi itu, kata dia, dikhawatirkan perahu miliknya rusak berat diterjang ombak.
"Kami memanfaatkan waktu selama tidak melaut dengan melakukan perbaikan jaring alat tangkap," katanya menjelaskan. Antara
Berita Terkait
-
Kapal Boat DPRD Mentawai Terbalik: 17 Selamat, 1 Hilang! Pencarian Intensif Dilakukan
-
Kapal yang Ditumpangi Tim KPK Saat Bertugas Terbalik di Tengah Laut Kawasan Jembrana
-
Alami Kebocoran, Puluhan Penumpang KM Salsabila Terombang-ambing di Laut Kepulauai Seribu
-
Kapal Wisata Pembawa 37 Turis Kandas di Perairan Pulau Kelor
-
Waspada! BMKG Keluarkan Peringatan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter Di Sejumlah Perairan Indonesia
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
Teror Misterius di BSD, Mobil Parkir Jadi Sasaran Penembak Jitu Airsoft Gun
-
Petani Lebak Tersenyum Lebar, Harga Cengkeh Rp100 Ribu Per Kilogram
-
Wisuda S3 Ahmad Sahroni Geger! Judul Disertasi 'Pemberantasan Korupsi' Bikin Heboh
-
Daftar Harga dan Varian iPhone 17 Terbaru
-
Cuan Cepat! 5 Link Sebar ShopeePay Jumat Berkah, Klaim Saldo Gratis Sekarang