Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 02 Oktober 2020 | 07:50 WIB
Satrio, perusak musala di Tangerang (Suara.com/Tion)

SuaraBanten.id - Setelah mencoret Musala Darussalam di Tangerang, Satrio menyebut nama perempuan, Alda. Alda, Satrio sebut pergi bersamanya saat melakukan aksi pencoretan musala.

Hal itu diungkap Karjono, ayah kandung Satrio. Hal itu diakui Satrio saat diintrogasi ayahnya.
Ayahnya menanyakan soal aksi coret Musala Darussalam di dekat rumahnya.

Jawaban Satrio saat itu, dia bersama Alda mencoret musala.

"Mulanya tidak mengaku Satrio saat saya tanya langsung. Dia menjawab bapak seuzon saja, nuduh-nuduh, masuk neraka jahanam. Itu ucapanya sambil ketawa-tawa," kata Karjono saat ditemui Suarajakarta.id di rumahnya, Kamis (1/10/2020) malam.

Baca Juga: Edan! Sebelum Aksi Vandalisme, Satrio Cekik Ibu, Alasannya Darahnya Halal

Musala Darusalam dicoret kafir. (instagram @aboutsinjay & @singgih.setiono)

Tidak lama kemudian, Karjono menuturkan petugas polisi dari Polsek Pasar Kemis datang ke rumahnya didampingi beberapa warga.

"Polisi bertanya dengan nada halus sampai akhirnya dia mengakui semua itu perbuatannya," paparnya.

Anehnya, Karjono menuturkan, anaknya itu mengakui kepada polisi perbuatannya dilakukan bersama dengan Alda, wanita berusia lebih 2 tahun lebih tua dari Satrio.

"Jadi anak saya saat ditanya sama polisi pertama mengakunya berdua sama Alda. Kemudian saat itu juga saya luruskan karena Alda tidak pernah keluar bareng Satrio," paparnya.

Musala dirusak di Tangerang (Ist)

"Lalu ditanya lagi sama polisi di mana ketemunya sama Alda. Satrio menjawab lewat hubungan batin bertemu dengan Alda," lanjutnya.

Baca Juga: Masjid se-Tangsel Siaga 1, Dijaga Ketat Usai Penyerangan Musala Saya Kafir

Alda adalah tetangga Satrio yang rumahnya tidak jauh.

Pantauan Suara.com di lokasi, rumah Alda tepat di depan Musala Darussalam.

Alda adalah anak dari Nunung.

"Satrio kenal Alda hanya sebatas kenal tetangga saja. Umurnya beda setahun atau 2 tahun," tutup Karjono.

Pengakuan ibunya

Sementara itu, Eko Astuti, ibu kandung dari Satrio menceritakan 5 hari sebelum peristiwa itu anaknya tidak bisa tidur pulas.

Musala dirusak di Tangerang (Ist)

Hanya 2 sampai 3 jam Satrio terlihat tidur.

Bahkan di kamar, Satrio terus-terusan tonjok tembok.

"Lima hari dia tidak bisa tidur. Di kamar saja nonjokin tembok. Kemudian meminta uang. Paling tidur hanya dua sampai 3 jam," ucapnya ditemui di kediamannya, Kamis (1/10/2020).

Di malam Selasa itu, dia menemani Satrio hingga larut malam. Dia baru pindah ke kamarnya menjelang dini hari.

"Saat baru pindah ke kamarnya sekitar pukul 12.00 WIB, saya tidak tahu tidur atau enggak. Tapi, jam setengah dua dini hari minta dibikinin mie rebus," ungkapnya.

"Saya langsung bikinkan mie. Habis makan dia ke kamar lagi. Kamarnya kan di lantai dua. Dia menyannyi-nyanyi sambil dengarkan musik," sambungnya.

Musala dirusak di Tangerang (Ist)

Namun, Astuti kaget saat pukul 04.00 WIB, Satrio kembali memukuli dinding kamarnya.

Pukulannya itu terdengar hingga ke kamar ibunya.

"Kedengaran sampai ke kamar saya bak buk bak buk. Sambil nonjok tembok itu dia teriak stres nih dikurung terus, tidak boleh ke mana-mana," sebutnya yang menirukan suara Satrio.

Astuti mengakui, tidak memperbolehkan anaknya itu keluar rumah.

Alasannya, khawatir Satrio berulah dengan menantang orang lain untuk berkelahi.

"Saya tidak memperbolehkan dia keluar karena takut menantang berantem orang lain lagi," imbuhnya.

Karena itu, Astuti menuturkan, Satrio berhasil keluar rumah sekira pukul 13.00 WIB, pada Selasa kemarin atau tepat sebelum aksi vandalisme.

"Pintu rumah terbuka. Dan saya sedang berada di kamar sehabis sholat. Tiba-tiba mendengar teriakan tetangga Satrio keluar sambil berjerit," katanya.

Musala dirusak di Tangerang (Ist)

"Para tetangga menjerit itu tahu karena Satrio psikisnya bermasalah. Lingkungan sini pada tahu semua. Kemudian saya mencoba cari Satrio," sambungnya.

Upaya pencarian Astuti tidak membuahkan hasil. Padahal, anaknya sudah dicari ke tempat minimarket hingga lainnya.

Akhirnya Astuti memutuskan pulang.

"Tidak lama saya pulang, tetangga ngomong tuh Satrio pulang. Dia langsung masuk ke kamar. Selang beberapa menit baru ramai jamaah musala dicoret-coret," paparnya.

Kontributor : Ridsha Vimanda Nasution

Load More