Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 01 Oktober 2020 | 15:22 WIB
Demo mahasiswa di depan kantor Gubernur Banten ricuh. (ist)

Mereka malah berbalik tanya, kenapa rekomendasi aksi tidak dikeluarkan kepolisian.

“Kami sudah menyampaikan izin kepada Polresta atas nama Kumala, tidak atas nama pribadi. Tapi kenapa tidak turun rekomendasi,” ungkapnya.

“Sekarang itu pandemi, tidak boleh ada berkerumun. Sekarang boleh aksi kami dampingi, tapi tidak di sini, di depan,” terang petugas kepolisian.

“Kami aksi melakukan protokol kesehatan, memakai masker. Kalau usaha mengundang keramaian, kenapa kami tidak boleh? Di stadion masih ramai,” timpalnya.

Baca Juga: Satrio Coret Musala "Saya Kafir", Gubernur Banten: Itu Pengaruh Medsos

Salah satu massa aksi Misbahudin mengatakan, kepemimpinan Wahidin Halim (WH) dan Andika Hazrumy tidak fokus dalam melakukan pencegahan pandemi Covid-19.

Hal itu terlihat dari kebijakan Gubernur Banten yang lebih memprioritaskan alokasi anggaran APBD Perubahan untuk sport center sebesar Rp 430 miliar.

“WH-Andika tidak fokus pada penanggulangan virus Corona. Seharusnya dari segi anggaran di fokuskan pada kebutuhan masyarakat. Di tengah pandemi Gubernur malah mengalihkan anggaran APBD untuk sport center, apa gunanya sport center untuk masyarakat,” paparnya dalam orasi.

Load More