SuaraBanten.id - Kawasan budaya Baduy di Kabupaten Lebak, Banten disarankan jangan ditutup. Hanya saja wisatawan bisa ke sana dengan jumlah terbatas.
Hal itu dikatakan Pengamat pendidikan dan kabudayaan, Ujang Rafiudin. Hal itu menyusul keinginan dari adat Suku Baduy yang mengajukan pencabutan Baduy sebagai destinasi wisata ke Presiden Joko Widodo.
Ujang menilai pengajuan tersebut sangat beralasan, karena mereka mendapatkan mandat dari leluhur untuk melestarikan adat istiadat, kepercayaan, tradisi, alam dan sistem bertani.
“Ini bisa diibaratkan semacam gunung es. Di satu sisi warga Suku Baduy tidak bisa menolak adanya kunjungan, tapi dalam hati kecil mereka ngga setuju,” kata Ujang saat dihubungi BantenNews.co.id (Jaringan Suara.com), Selasa (7/7/2020) kemarin.
Dijelaskan Ujang, pada beberapa literatur disebutkan terdapat sejumlah suku terasing di dunia yang juga meminta perlindungan dari pemerintah. Bahkan, suku-suku tersebut juga meminta daerahnya dihilangkan dari google map.
“Kehadiran pemerintah baik pusat dan daerah sangat penting untuk melestarikan serta melindungi kebudayaan dan adat istiadat. Hal itu juga sebagai manifestasi dan implementasi Undang-undang (UU) Nomor 5 tahun 2017 tentang kebudyaan, juga UU tentang pelestarian kawasan adat,” jelas Ujang.
Meki begitu, mantan Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten itu juga berharap surat permohonan pencabutan Baduy sebagai destinasi wisata bukan berarti meniadakan kunjungan.
“Harapannya bukan meniadakan kunjungan tapi lebih kepada pembatasan. Kalau untuk hura-hura, swa foto (selfie) ngapain. Tapi kalau untuk penelitian, pendidikan, nah itu saya lebih setuju,” ujarnya.
“Bayangkan setiap hari ada 100 orang yang datang ke Baduy, dan mereka (hanya) meninggalkan bekas tapak kaki di sana,” sambungnya.
Baca Juga: Tuntutan Warga Baduy agar Dicoret Dari Destinasi Wisata Disebut Tidak Benar
Menurutnya, jika kunjungan ke Baduy tidak dibatasi. Maka tatanan adat istiadat akan tergerus, bahkan bisa hilang.
“Memang betul kunjungan wisatawan akan berkurang. Tapi ininkan untuk menjaga kelestarian budaya. Wajar untuk dibatasi,” ujarnya.
Di sisi lain, Ujang juga mempertanyakan, sejumlah orang yang diberi mandat para kasepuhan Baduy untuk menulis surat ke Presiden.
“Siapa mereka itu? Saya khawatir mereka hanya ingin populer membawa nama Baduy,” pungkasnya.
Berita Terkait
-
Jauh-jauh dari India, Lamaran Vlogger Ini Ditolak Gadis Baduy
-
Cinta Tanah Air Berkobar: Suku Baduy Rayakan HUT ke-80 RI dengan Cara Mereka Sendiri
-
Dari PIK yang Modern ke Baduy yang Tradisional: Ini Rekomendasi Perjalanan Pariwisata Memukau!
-
Ketika Kota Bertemu Hutan, Kisah Empat Pelajar Jakarta Menyatu dengan Jiwa Baduy
-
Saung Kamar Mandi Baduy Jadi Lengkap, Germany Brilliant Peduli Dukung Peningkatan Wisatawan
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Tehyan, Simbol Akulturasi Tionghoa Benteng Diusulkan Jadi Warisan Budaya Nasional
-
4 Perusahaan Terkontaminasi Cesium-137, Apa Solusi Pemerintah?
-
Pembangunan PSEL Tangsel, Pengamat: Masyarakat Harus Sabar, Hasilnya untuk Masa Depan
-
Pesan Mengerikan 'Bawa Bom' dan Uang Tebusan di Balik Teror Sekolah Internasional Tangerang
-
Melawan Maut di Bawah Reruntuhan, Kisah Pilu Ibu dan Anak Terluka Robohnya Dua Billboard Tangsel