Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 01 Juli 2020 | 20:45 WIB
Korban Tsunami Banten memboikot jalan menuju area pembangunan huntap di Pandeglang. [Suara.com/Saepulloh]

Di sisi lain, Surya menilai keluhan para korban Tsunami Banten yang tidak mendapatkan bantuan huntap tidak baik untuk diberitakan. Ia khawatir dari pemberitaan tersebut akan berdampak pada perhatian pemerintah pusat untuk mengucurkan bantuan keuangan kembali ke Kabupaten Pandeglang.

Dia bahkan menginginkan adanya kondusivitas pemberitaan miring mengenai para korban tsunami yang terjadi pada 2018 silam.

"Intinya masyarakat sudah kondusif, nggak perlu juga ditayangin ke koran nggak bagus, kenapa? Nantinya bantuan dari pusat itu nggak akan diturunkan lagi. Padahal, tahun depan ada bantuan lain-lain untuk menggerakkan ekonomi. Kalau hal itu menjadi berita ini akan mengurangi respek pusat. Sudah dipastikan di wilayahnya tersebut nggak bakal dapat bantuan ekonomi. Ya mangga (silahkan) saja kepada media untuk mengekspos. Padahal, bantuan dari pemerintah pusat itu lebih besar dari pada yang sekarang," bebernya.

Surya mengemukakan, jika pemerintah pusat mulai tidak respon bantuannya sulit dikucurkan. Padahal kata dia, ada sekitar Rp 300 miliar yang akan dikucurkan ke Pandeglang secara bertahap yang saat ini baru dikucurkan sekitar Rp 70 miliar.

Baca Juga: Nama Anak Kades Masuk Penerima Huntap, Korban Tsunami Banten Blokir Jalan

"Karena permohonan kita itu total Rp 300 miliar lebih yang akan direalisasikan, dan secara bertahap baru Rp 70 miliar, baru seperempat itu kan program lima tahun. Kan sayang, kita nyari duit susah-susah di inihin sama, misalnya berita-berita nggak, maksud saya itu mah sampingan, bukan berita. Lagi pula sekarang sudah kondusif. Nggak perlu dinaikan menjadi berita," katanya.

Sementara, Relawan Korban Tsunami Carita Hasan Basri membantah keras pernyataan Kepala BPBD Pandeglang yang menyatakan keluhan para korban telah ditindaklanjuti oleh pihak kecamatan. Bahkan sampai saat ini, pihaknya belum membuka pemblokiran jalan tersebut.

"Sampai saat ini dari desa, kecamatan, dan BPBD belum ada yang turun dan kata siapa blokiran sudah dibuka. Jalan itu masih kita diblokir," singkatnya.

Kontributor : Saepulloh

Baca Juga: Cerita Korban Tsunami Banten, Berbagi Beras Agar Tak Kelaparan Saat Corona

Load More