SuaraBanten.id - Setelah berkiprah hampir 30 tahun, Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) Prisma Kota Serang terpaksa harus tutup lantaran kekurangan siswa. Padahal di masa tahun 2000-an, predikat sekolah favorit pernah disandang SMKS Prisma Kota Serang.
Kepala SMKS Prisma Syamsudin mengatakan, sekolah yang dipimpinnya secara resmi ditutup karena minimnya siswa baru yang ingin bersekolah di tempatnya. Lantaran tidak adanya peminat, pada tahun ini pihaknya terpaksa tidak membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDP).
Lantaran itupula, nasib 99 siswanya terpaksa harus dipindahkan ke sekolah-sekolah lain. Pun dengan nasib 18 guru yang mengajar di SMKS Prisma, rata-rata sudah pindah mengajar ke sejumlah sekolah negeri yang ada di Kota Serang.
"Iya harus ditutup. SMK ini siswanya ada 99 orang, akan dipindahkan ke SMK 7, SMK 8, SMK Cikande, SMK Kragilan dan SMK 4. Dan gurunya ada 18, mereka pun sudah pada pindah," ujarnya.
Baca Juga: Memahami Penyelenggaraan Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi Covid-19
Sementara itu, seorang guru SMKS Prisma Kota Serang Hafid Rudin mengaku kaget dan sedih mendengar tempatnya mengajar harus ditutup.
Selama 13 tahun, Hafid mengaku mengabdikan diri di sekolah tersebut. Hafid juga mengaku tidak banyak mengetahui persoalan yang mendera sekolah tempatnya hingga harus ditutup.
"Saya 13 tahun mengabdi, kalau alasannya sih, saya tidak tahu menahu karena yang tahu itu pihak sekolah. Tahunya pas rapat, dikasih tahu kalau sekolah tutup," ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa (30/6/2020) sore.
Kesedihan Hafid pun bertambah, bukan hanya saja sekolah yang sudah dianggapnya sebagai rumah kedua harus ditutup. Namun kekinian, Hafid terlunta-lunta mencari pekerjaan baru agar dirinya bisa kembali mengajar untuk bisa menafkahi anak dan istrinya.
"Kalau saya sih belum berkiprah dimana-mana, belum pasti. Baru ngelamar-ngelamar saja. Saya pengin jadi guru lagi, karena ijazah saya kan guru," ucapnya lirih.
Baca Juga: Penjualan Seragam Sekolah Sepi Meski Masuk Tahun Ajaran Baru
Meski begitu, ia menuturkan tidak ingin terlarut dalam kesedihan yang berkepanjangan. Sehingga menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari takdir dan ketetapan dari Yang Maha Kuasa.
Berita Terkait
-
Sekolah Rakyat Ditargetkan Mulai Tahun Ajaran Baru 2025/2026, Pakai Kurikulum Nasional Plus
-
Presiden Prabowo Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat, Target Mulai Tahun 2025
-
Saraf Kejepit, Wali Kota Serang Tidak Ikut Retret di Magelang
-
Gaza Mulai Tahun Ajaran Baru, Siswa Kembali Belajar di Tengah Kehancuran dan Minim Sumber Daya
-
Regulasi Belum Rampung, Disdik DKI Ragu Program Sekolah Gratis Bisa Diterapkan di Tahun Ajaran Baru
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
Terkini
-
Antisipasi Kepadatan Libur Lebaran, Jalur Wisata Menuju Pantai Anyer Diterapkan One Way
-
BRI Imbau: Waspada Modus Penipuan Siber Selama Lebaran 2025
-
Sinergi BRI dan Komunitas Lokal dalam Restorasi Ekosistem Laut Gili Matra
-
Lebaran 2025 Lebih Mudah dengan Transaksi BRImo yang Cepat Sekaligus Aman
-
Lebaran Tanpa Khawatir, 1 Juta AgenBRILink BRI Tangani Transaksi dan Pembayaran