Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Rifan Aditya
Rabu, 22 April 2020 | 16:15 WIB
Yuli Nur Amalia ibu miskin di Kota Serang saat dikunjungi Muji Rohman, Anggota DPRD Kota Serang, Sabtu, 18 April 2020.(BantenHits.com/ Mahyadi)

Atas nama pribadi dan Pemkot Serang, Syafrudin menyampaikan turut berduka cita atas kematian Yuli. Ia juga berdoa semoga almarhumah meninggal dalam husnul khotimah.

Yuli Nur Amalia ibu miskin di Kota Serang saat dikunjungi Muji Rohman, Anggota DPRD Kota Serang, Sabtu, 18 April 2020.(BantenHits.com/ Mahyadi)

Sosok Yuli sempat viral setelah menceritakan keluh kesahnya yang hidup serba kekurangan, terlebih selama pandemi virus corona Covid-19.

Suami Yuli, Kholid yang bekerja sebagai pemulung sampah hanya bisa pasrah menerima kenyataan.

Sejak Pemprov Banten menetapkan KLB virus corona, sang suami tak lagi mendapatkan penghasilan hingga ia tak memiliki bahan apapun untuk dimasak.

Baca Juga: Larangan Mudik Berlaku 24 April, Pemudik: Kami Tetap Jalan Tanggal 23

"Sudah dua hari (belum makan). Benar, kalau bohong mah ngapain sih hanya Allah yang tahu," kata Yuli sambil menangis dikutip dari Kompas TV, Selasa (21/4/2020).

Yuli mengaku sudah mengajukan diri agar mendapatkan bantuan selama pandemi. Namun, pengajuannya ditolak karena dianggap masih diberikan gaji dari dinas.

Padahal, sang suami hanya seorang pegawai lepas yang dibayar per hari. Dalam sehari, ia mendapatkan upah sebesar Rp 25 ribu.

"Saya sudah ngajuin katanya kalau masih dapat gaji nggak dikasih," ungkapnya.

Ia mengeluhkan upahnya yang seringkali dipotong karena sakit. Saat ia izin, upah per hari yang harusnya ia dapatkan juga tidak diberikan.

Baca Juga: Update Corona RI Rabu 22 April: 71 Pasien Sembuh, 19 Orang Meninggal

Load More