Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Selasa, 21 April 2020 | 06:55 WIB
Ilutrasi. [ANTARA FOTO/Septianda Perdana]

SuaraBanten.id - Kisah pilu dialami tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Banten ketika bekerja di sejumlah negara di Timur Tengah yang terkena wabah Corona (Covid-19).

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SMBI) Banten, Maftuh Hafi Salim menyampaikan, imbas dari negara yang menerapkan kebijakan lockdown, para pekerja imigran ini terpaksa makan tiga kali dalam sepekan dengan nasi busuk.

Menurutnya, para buruh migran dikembalikan oleh para majikan ke agensi penyalur tenaga kerja dengan kondisi memprihatinkan, tanpa yang dan tanpa makanan.

“Mereka bertahan dengan nasi sisa dan nasi yang sudah busuk. Tidak ada bahan makanan. Majikan mereka tidak bisa leluasa ke luar rumah karena kondisi di sana juga memberlakukan isolasi wilayah (lockdown),” kata dia kepada BantenNews.co.id--jaringan Suara.com, Senin (20/4/2020).

Baca Juga: Bapak Perkosa Anak Selama Istri Jadi TKW: Saya Gak Paksa, Kenapa Dia Mau?

Selain makan nasi busuk, jika agensi mereka baik, buruh migran Banten mendapat satu roti dalam sepekan.

“Beberapa agensi hanya memberikan nasi sisa yang sudah tidak layak konsumsi,” katanya.

Sejauh ini, pihaknya menerima laporan 30 buruh migran asal Banten di Arab Saudi dalam kondisi yang terpuruk.

"Majikan mereka takut kalau terjadi penularan Covid-19. Majikan juga tidak bisa keluar, jadi menyerahkan ke agensi tadi,” kata dia.

Ia berharap pemerintah daerah dapat juga memperhatikan nasib buruh migran yang kini terkatung-katung di luar negeri bahkan dalam kondisi sakit.

Baca Juga: Kubur Mayat Pasien Corona, Petugas TPU Padurenan Bisa 9 Kali Mandi

Di sisi lain, pihaknya sudah dilayangkan surat kepada Kementerian Tenaga Kerja Indonesia untuk memulangkan TKI Banten yang kini tertahan di agensi. “Mereka ini berangkat melalui jalur ilegal. Jadi tidak tercatat jumlah pastinya,” ujarnya.

Load More