SuaraBanten.id - Puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Kapal Pesiar Diamond Princess mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengevakuasi mereka dari Yokohama, Jepang menggunakan jalur udara.
Desakan tersebut disampaikan, lantaran mereka keberatan dengan rencana pemerintah yang bakal mengevakuasi mereka lewat jalur laut dengan menggunakan kapal medis milik TNI AL KRI Dr Soeharso. Mereka menilai, jika menggunakan kapal laut dipastikan bakal memakan waktu yang cukup lama.
Desakan tersebut disampaikan salah satu kru di Kapal Diamond Princess asal Indonesia Dede Samsul Fuad. Rencana pemulangan itu disampaikan, setelah ia mendapat informasi dari beberapa media. Menurut Dede, evakuasi menggunakan kapal dirasakan tidak efektif dan bisa memakan waktu hingga 28 hari pergi-pulang.
"Dari berita-berita kita akan evakuasi menggunakan kapal laut dan memerlukan waktu Indonesia-Jepang 14 hari kemudian Jepang-Indonesia 14 hari. Jadi total, 28 hari dan itu enggak efektif," kata Dede saat dihubungi melalui sambungan WhatsApp oleh Suara.com pada Selasa (25/2/2020).
Dede menilai, jika terlalu lama di kapal saat proses evakuasi, dikhawatirkan bisa tertular Virus Corona. Padahal, Dede yang merupakan Warga Kampung/Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang sudah tak sabar ingin segera pulang ke kampung halamannya setelah ada rekan kerjanya terjangkit Virus Corona.
"Karena, kenapa kalau kita lama di sini yang awalnya negatif khawatir berubah jadi positif. Karena kondisi di sini tidak memungkinkan," katanya.
Kendati demikian, Dede dan puluhan kru kapal sampai saat ini masih menunggu langkah resmi dari pemerintah. Mereka juga mengaku hanya bisa menyampaikan keluhan dan aspirasi ke pihak KBRI Tokyo.
"Kita masih menunggu keputusan Pak Presiden yang saat ini belum ada kapan kita akan dievakuasi. Tanggalnya kita juga belum tahu. Tapi kru di sini kita sudah berkoordinasi dengan pihak KBRI Tokyo sebagai jembatan untuk menyampaikan keluh kesah dan aspirasi kita di sini. Tetap yang memutuskan adalah pemerintah Indonesia sendiri," katanya.
Setelah menjalani prosedur yang ditetapkan WHO dan Pemerintah Jepang, Dede bersama puluhan kru dalam keadaan sehat. Setelah dilakukan karantina ada beberapa kesepakatan antara Pemerintah Jepang dengan pihak perusahaan para kru bekerja. Salah satunya, mereka bisa dipulangkan setelah dinyatakan negatif terjangkit Virus Corona.
Baca Juga: 9 WNI Terinfeksi Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess
"Makanya ada beberapa opsi setelah proses karantina passenger dilakukan sampai dilakukan penurunan passenger di Yokohama. Kita melewati proses tes apakah kita positif atau negatif? Kalau negatif kita bisa dipulangkan. Itu sudah kesepakatan antara company dan Pemerintah Jepang. Nanti eksekusi ya ada di pemerintahan Indonesia untuk negatif masih tertahan, yang kerja masih kerja. Kalau yang sudah tidak ada pekerjaan stay di kabin atau di kamar. Kalau yang positif dari dulu sudah ditangani pemerintah Jepang," katanya.
Setelah dua minggu lebih masa karantina, tindakan Pemerintah Indonesia terhadap warganya yang bekerja di kapal tersebut terbilang lambat. Hal itu berbeda dengan negara lain yang sudah memulangkan warga setempat dinyatakan negatif terinfeksi virus Corona oleh pemerintah Jepang.
"Kami menghimpun kekuatan untuk secepatnya dievakuasi oleh pemerintah dengan alasan kita sudah memenangkan yang namanya prosedur. Kemudian WNA yang lain sudah dijemput oleh negaranya masing-masing. Kenapa Indonesia begitu lambat, kenapa Indonesia tidak cepat tindakannya kepada kita WNI yang menjadi salah satu kru di sini daripada negara lain," katanya.
Kontributor : Saepulloh
Tag
Berita Terkait
-
WN Jepang Positif Corona Sepulang dari Bali, Kemenkes Sebut Ada Mutasi Gen
-
Dampak Virus Corona, Jokowi Minta Sektor Pariwisata Digenjot
-
Bayi 17 Hari jadi Pasien Corona Covid-19 Termuda, Sembuh Tanpa Perawatan!
-
Pakar Prediksi Wabah Corona Covid-19 Akan Usai pada Mei 2020
-
Viral Buku Harian Wanita Wuhan: Aku Sangat Takut, Aku Juga Terinfeksi...
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Tradisi 1939 Hidup Kembali! Tangerang Gelar Arak-arakan Perahu Maulud Penuh Suka Cita
-
Hari Pelanggan Nasional, Direksi BRI Turun Langsung Sapa Nasabah di Berbagai Daerah
-
Kok Bisa Makanan Basi Lolos? Ombudsman Bongkar Titik Rawan Program Makan Bergizi Gratis di Banten
-
Program Makan Siang Gratis di Banten Disorot: Siswa Keracunan, Ombudsman Temukan Makanan Basi
-
Fraksi PAN Usulkan Pangkas Tukin ASN Hingga 50 persen, Dede Rohana: Alihkan untuk Jalan Rusak!