Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 15 Januari 2020 | 02:00 WIB
Warga menumpang truk. [Dokumentasi]

SuaraBanten.id - Koordinator Relawan Kampung Indonesia Muhammad Arif Kirdiat menceritakan kisahnya selama membantu korban bencana dan berada di lokasi banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten.

Selama satu minggu terakhir, dia bersama rekan-rekannya berada di lokasi bencana dan banyak mendapatkan temuan serta keluhan dari para korban banjir. Dikemukakan Arif ada ribuan lubang tambang emas yang kini sudah tidak lagi beroperasi usai dilakukan razia oleh kepolisian dan TNI.

"Lubang tambang itu ada di anak Sungai Cibeurang. Mereka longsor kemudian mendorong arus sungai ke Sungai Cibeurang, itu yang menyebabkan bencana. Aktivitas pertambangan aktif saat ini tidak terlihat, namun beberapa loaksi tambang, beberapa gulundung masih ada di lokasi tambang yang ditinggalkan pemiliknya," katanya kepada sejumlah awak media saat di ajak berdiskusi di press room Kota Serang, Banten pada Selasa (14/01/2020).

Selain itu, Arief juga mendapat keluhan dan laporan dari para warga mengenai banyaknya harta benda yang hilang, seperti hewan ternak hingga meteran listrik. Lantaran itu, dia meminta kepolisian melakukan patroli, terutama saat malam hari di kawasan perumahan warga yang ditinggalkan untuk mengungsi.

Baca Juga: Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor Lebak Diperpanjang

"Pentingnya ada aparat (polisi) yang menjaga keamanan disetiap kampung, karena sejak seminggu ini banyak kehilangan dari pemilik rumah, seperti hewan ternak, padi yang mereka panen sampai yang paling parah hilangnya meteran listrik milik warga," katanya.

Selain itu, dia mengemukakan ada dua perkampungan yang hilang terseret banjir bandang dan tertutupi lumpur saat bencana mendera wilayah Lebak pada awal tahun ini. Perkampungan yang hilang tersebut berada di lingkungan RT 02 dan 03, Desa Banjar Sari, Kecamatan Lebak Gedong. Dari perhitungannya, setidaknya di sana lebih dari 100 rumah yang hilang dan terkubur lumpur.

Arief yang membuka posko Relawan Kampung Indonesia di Cinyiru bercerita saat malam hari mulai terlihat lampu-lampu pijar warga, yang diduga berasal dari perkampungan dan belum bisa diakses kendaraan.

"Kami ke sana (Desa Banjar Sari) dan bertemu dengan Pak RT Sarimin, dia menyampaikan seperti itu dan kami lihat sudah rata dengan tanah. Kalau kita lihat secara kasat mata, sebenarnya akan terlihat saat malam hari, ketika mulai menyala lampu pijar milik mereka."

"Saya bicara dengan warga di Cinyiru, ternyata masih ada beberapa kampung yang belum sama sekali bisa di akses, bisa mencapai puluhan (kampung), disekitar Gunung Julang pun ada beberapa kampung. Disekitar Cigobang juga sama dan Desa Muhara (juga ada). Agar segera ditanggapi dan dilakukan aksi cepat tanggap," jelasnya.

Baca Juga: Kisah Korban Longsor Lebak, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan

Terkait keamanan rumah warga korban bencana alam di Kabupaten Lebak, pihak kepolisian mengklaim telah memberikan rasa aman dengan melakukan patroli tiap malam hari ke perkampungan dan perumahan warga yang menjadi korban bencana alam tersebut.

"Ya, personel Ditsamapta Polda Banten yang tergabung dalam personil Operasi Aman Nusa Dua selama ini terus melakukan patroli ke rumah-rumah warga yang kosong," kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardy dalam rilisnya pada Selasa (14/01/2020).

Edy menjelaskan selain berpatroli, personil kepolisian dari Polda Banten pun memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang bertahan dirumahnya, agar menjaga keamanan dan melaporkan jika ada kejahatan.

"Selain patroli, Personil Ditsamapta Polda Banten juga melakukan dialog kepada warga yang sedang melaksanakan siskamling dan memberikan pesan-pesan kamtibmas serta memberikan himbauan untuk mewaspadai berbagai gangguan kamtibmas."

Kontributor : Yandhi Deslatama

Load More