Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Rabu, 08 Januari 2020 | 07:59 WIB
Warga korban banjir blokir jalan nasional di Kabupaten Serang, Banten, Selasa (7/1/2020). (Bantenhits.com / Iyus Lesmana)

SuaraBanten.id - Banjir melanda pemukiman warga di Desa Margagiri dan Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada Selasa (7/1/2020). Ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian mencapai satu meter. Banjir juga merendam jalanan utama.

Dikutip dari Bantenhits.com (jaringan Suara.com), warga terdampak banjir yang kesal pemukimannya selalu jadi langganan banjir nekat memblokir Jalan Nasional Bojonegara – Pulo Ampel.

Aksi pemblokiran jalan nasional tersebut mulai dilakukan warga pada Selasa, sekitar pukul 13.00 WIB.

Menurut warga, pemblokiran jalan dilakukan sebagai protes terhadap Pemerintah Kabupaten Serang yang selama 10 tahun lamanya belum melakukan normalisasi Kali Gedong di Kampung Masigit, Kecamatan Bojonegara.

Baca Juga: Pengerukan Gunung Bikin Bojonegara Serang Banjir Bandang

Mugni, salah seorang warga mengatakan, akibat belum dinormalisasinya aliran Kali Gedong, setiap hujan turun kerap menjadi korban banjir.

Penutupan jalan nasional tersebut, kata Mugni, tidak akan dibuka sebelum Pemkab Serang dan pemerintah terkait lainnya menemui warga korban banjir Bojonegara dan menormalisasi sungai.

“Tidak akan kami buka sebelum ada perwakilan pemerintah yang mau menemui warga. Serta melakukan normalisasi sungai, kita udah capek jadi korban banjir," ujarnya.

Sementara di tempat yang sama Muhrijal, seorang sopir truk mengaku merugi akibat dirinya tertahan selama dua jam di jalan tersebut.

Ia berharap agar persoalan warga dapat segera terselesaikan sehingga dirinya dapat beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga: Guru Silat di Serang Bakal Dapat Duit Insentif, Berapa?

“Tertahan sampai dua jam. Jalannya diblokir sama warga. Ini (saya) dari Tangerang mau ke Pulo Ampel,” katanya.

Saat berita ini ditulis, ratusan warga sedang berkumpul di Kantor Kecamatan Bojonegara untuk melakukan mediasi dengan pihak terkait seperti Kapolres Cilegon, Dandim 0623 Cilegon serta Wakil Bupati Serang.

Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah kepada awak media di Serang, menginstruksikan Dinas PU Kabupaten Serang untuk mengecek ke lokasi pemblokiran.

“Saya belum tahu perosalan apa, saya belum tahu. Tapi saya sudah mengutus dinas PU ke lapangan (untuk mencari tahu pemblokiran dipicu) soal apa. Nanti duduk bersama,” ujar Tatu.

Sejauh ini, Tatu mengaku baru mendapat informasi, aksi pemblokiran dampak dari banjir.

“Ini pembuangan airnya tidak lancar. Nanti persoalan lebih rincinya nanti kita lihat,” katanya.

Menghadapi musim penghujan ini Tatu meminta para camat aktif melaporkan setiap kejadian banjir yang ada di wilayah Kabupaten Serang.

“Kemarin Kopo, Cikande (banjir). Ujung-ujungnya kan biasanya Tanara. Kita harus terus siaga di musim hujan ini, dan camat harus siaga dan harus koordinasi dengan muspika,” imbuhnya.

Load More