
SuaraBanten.id - Banjir bandang dan longsor yang menimpa enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten, diduga akibat pembalakan liar dan pertambangan emas ilegal oleh pihak tidak bertanggung jawab.
"Selain ada penambangan liar, kemudian juga melakukan kegiatan itu di wilayah yang tidak diperuntukkan. Akhirnya klimaks kejadian bencana banjir itu," kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, kepada sejumlah awak media, Jumat (03/01/2020).

Menurut Iti Octavia Jayabaya, curah hujan tahun ini tidak begitu deras dibandingkan 2013, namun di wilayahnya terjadi bencana alam banjir bandang dan tanah longsor.
Pihaknya menyatakan Pemkab Lebak tidak bisa berbuat banyak, lantaran masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Motoran ke 10 Negara, Jeep Rubicon Kebanjiran
"Kami sudah terus melakukan penyuluhan. Ini kan berada di kawasan taman nasional, menjadi kewenangan di pemerintah pusat di antaranya tadi dibawah Kementerian LHK. Kami tidak bisa melakukan tindakan tanpa sinergis dengan seluruhnya," terangnya.
Wilayah longsoran dan banjir bandang menurutnya berada di daerah dengan kemiringan mencapai 90 derajat. Kemudian banyak perkampungan yang dihubungkan dengan jembatan lantaran terpisah Sungai Cibeurang yang biasanya dijadikan lokasi olahraga arung jeram.
Ketika jembatan itu putus atau rusak karena terhantam banjir bandang dan tanah longsor, banyak perkampungan yang terisolir dan sulit dijangkau.
Sembari mensuplai bantuan logistik ke korban bencana, Pemkab Lebak mengutamakan evakuasi warga dan membuka jalur menuju daerah yang masih terisolasi.
"Lebak ini antardesa, antarkampung, antarkecamatan banyak dilalui jembatan. Kalau jembatannya putus, maka otomatis tidak bisa mengakses ke sana, ditambah jalannya ambles. Jadi (Kecamatan) Lebak Gedong itu curam, kemiringannya sekitar 90 derajat, di sana sinyal susah," ujarnya.
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Kendaraan Terbawa Banjir, VW Kodok Perpisahan
Bencana kali ini, Iti Octavia Jayabaya menyebutnya sebagai tsunami bentuk lain. Jika akhir 2018 sebagian pesisir Banten dihantam tsunami senyap Selat Sunda, maka awal 2020 ini tsunami menghantam wilayah Lebak.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Pemerintah Akan Renovasi 10.440 Sekolah di Indonesia
-
Vice President Keuangan ASDP Diperiksa KPK Terkait Kasus Akuisisi PT Jembatan Nusantara
-
Pantai Ciputih, Wisata Terjangkau dengan Pesona Cantik di Pandeglang
-
Mongolian Culture Center, Mengulik Budaya khas Mongol di Banten
-
Akal-akalan Pengelola SPBU Ciceri Jual Pertamax Oplosan
Terpopuler
- Olok-olok Sepak Bola Indonesia, Erick Thohir 'Usir' Yuran Fernandes
- Ramadhan Sananta Umumkan Mau Pensiun dari Sepak Bola
- 3 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 12 GB Terbaik Mei 2025
- 5 Rekomendasi HP Gaming Rp1 Jutaan: Kamera Oke, RAM Besar Baterai Awet
- Suporter Damprat Rizky Ridho di Stadion: Jangan Begitu Kau Ridho!
Pilihan
-
3 Pemain China Jebolan Liga Indonesia: Tak Ada yang Sukses Berakhir Miris
-
Eks Pemain Prancis Ini Cocok Jadi Pelatih Anyar Persija: Mantan Rekan Marc Klok
-
5 Rekomendasi HP Samsung dengan NFC Harga di Bawah Rp 4 Juta, Terbaik Mei 2025
-
Eks Wapres Ma'ruf Amin Lagi-lagi Absen, Sidang Wanprestasi Mobil Esemka Tetap Berlanjut
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 2 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Besar Performa Handal
Terkini
-
Eks Pejabat DLH Cilegon Dituntut 3,5 Tahun, Terbukti Terima Suap Rp373 Juta
-
Lagi, Calo Tenaga Kerja PT Nikomas Gemilang Diringkus, Korban Ngaku Rugi Rp126 Juta
-
Penyelundupan Daging Celeng 2,9 Ton Asal Sumatra Terungkap, Diamankan di Pelabuhan Merak
-
Tingkat Pengangguran Terbuka Banten Urutan 4 Nasional
-
Kejati Banten Periksa 51 Saksi Terkait Kasus Korupsi Pengelolaan Sampah DLH Tangsel