SuaraBanten.id - Berbicara wisata pesisir, tentunya banyak berpikir akan keindahan hamparan pasir pantai dengan pemandangan karang dan ombak laut. Namun hal itu akan berbeda jika mengunjungi destinasi wisata jembatan pelangi Pantai Lontar di Desa/Kecamatan Lontar, Kabupaten Serang, Banten.
Destinasi wisata yang satu ini menawarkan sensasi jembatan labirin di celah-celah hutan bakau yang rimbun. Sensasi sejuk akan terasa saat memasuki hutan bakau yang diberikan fasilitas jembatan kayu bercat warna-warni.
Cerita soal Jembatan Pelangi sebenarnya telah menjadi viral di media sosial. Kawasan ini, pun kini digandrungi pemburu spot swafoto yang didominasi kaum millennials.
Pengelola Ekowisata Mangrove Jembatan Pelangi, Ropin (39) mengemukakan destinasi wisata tersebut dulunya daratan yang terus terkikis abrasi. Hingga akhirnya, oleh masyarakat sekitar yang peduli lingkungan, beramai-ramai menanaminya dengan pohon bakau.
Baca Juga: Minyak Pertamina Tumpah, 300 Ribu Pohon Mangrove di Muaragembong Terancam
"Dulu di sini (kawasan) tambak semuanya. Dari sini sekitar 700 meter terus terkikis (abrasi), karena itu saya nanam mangrove pada tahun 2013. Di tahun 2014 saya dapat perhatian dari DKP Provinsi Banten, saya lakukan terus hingga pada tahun 2018 saya mendapatkan dari Dinas Lingkungan Kabupaten Serang, dan mendapatkan bantuan dari PT PLN untuk membuat plan, tapi saya sarankan untuk membuat tracking di hutan mangrove,” katanya saat ditemui wartawan Bantenhits.com-jaringan Suara.com, beberapa waktu lalu.
Ropin bercerita awal perjuangannya bersama warga serta DKP Provinsi Banten membangun hutan mangrove di sepanjang Pantai Lontar yang saat ini menjadi wisata alam mangrove, atau lebih populer dikenal dengan Jembatan Pelangi.
"Impian saya dulu bersama orang dari DKP untuk membuat tracking mangrove, alhamdulilah di tahun 2018 bisa terlaksana bantuan dari PT PLN itu. Dulu saya menanam mangrove dari biji hingga tinggi-tinggi dan dari situ mempunyai ide bersama orang dari DKP untuk dibangun tracking, tapi anggaranya tidak ada di provinsi," ungkapnya.
Dengan konsep trackingnya, Jembatan Pelangi sempat viral dengan banyaknya yang memposting di media sosial.
Menurut Ropin pengunjung sudah berdatangan dari luar kota di setiap akhir pekan. Jumlah pengunjung bahkan mencapai seribu orang sehari.
Baca Juga: Aksi Tanam Mangrove di Lokasi Tsunami
“Sampai viral dengan banyaknya yang memposting di media sosial. Bahkan sebelum terjadinya Tsunami Selat Sunda pengunjung sampai ribuan di hari Sabtu dan Minggu perkiraan seribu sampai dua ribuan. Alhamdulilah sampai saat ini masih melakukan pembibitan dan penanaman," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Eks Kabid BPBD Banten Dituntut 4 Tahun Penjara Gegara Pengadaan Laptop Fiktif
-
Tabrakan Mobil Polisi di Cadasari Pandeglang Diduga Dipicu Karena ODGJ Ngamuk
-
AC Terasa Kurang Dingin? Ini Kemungkinan Penyebabnya
-
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Tangerang Tanggapi Kericuhan Konfercab
-
Pelaku Penganiayaan Sekuriti di Serang Ditangkap, Salah Satunya Anak Anggota DPRD Banten