Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Minggu, 25 Agustus 2019 | 16:32 WIB
Supriyadi bopong jenazah keponakannya, Husein (8) karena Puskesmas Cikokol, Kota Tangerang, Banten, tolak pinjamkan ambulans. [Suara.com/Ikbal]

SuaraBanten.id - Supriyadi, paman dari Husen, bocah nahas yang meninggal setelah tenggelam di bantaran Sungai Cisadane berharap pelayanan kesehatan di Kota Tangerang dapat dibenahi. Orang yang nekat membopong jenazah keponakannya ini mengaku sudah berulang kali menghubungi layanan ambulans milik Kota Tangerang namun tidak dapat.

Supriyadi tak dapat berbuat banyak saat melihat jenazah ponakan kesayangannya sudah terbujur kaku di Puskesmas Cikokol, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.

Saat ditemui wartawan Suara.com, Supriyadi mengatakan ia pertama kali dapat kabar Husen meninggal dari istri tercinta. Kejadian yang merenggut nyawa Husen terjadi di seberang kampungnya.

"Saya dengar kabar dari istri. Kebetulan dia masuk di grup sekolah ponakan saya juga, saya langsung ke Puskesmas Cikokol untuk melihat langsung," ucap Supriyadi kepada Suara.com, Minggu (24/8/2019).

Baca Juga: Kisah Balita 3 Hari Peluk Jenazah Ayah, Ini Keadaannya Terakhir

Setelah tiba di sebuah ruangan yang ada di Puskesmas Cikokol, dirinya mengaku tak dapat menahan air mata. Saat itu, dirinya mencoba tegar menghadapi kenyataan pahit ini.

"Saya lihat dia (Husein) sudah terbujur kaku. Saat itu ada enam orang petugas puskesmas yang tengah menangani jenazah ponakan saya," kata Supriyadi.

Karena waktu sudah sore dan mulai gelap, Supriyadi kemudian meminta kepada pihak Puskesmas untuk bisa mengantar jenazah Husein agar dapat disemayamkan. Namun, seorang petugas yang mengendarai mobil ambulance 119 milik Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini mengaku tak dapat mengantar jenazah Husein dengan mobil yang yang ada di puskesmas itu.

"Waktu saya minta antar petugasnya bilang mobil yang ada tidak dapat mengantar jenazah, dan hanya dapat digunakan untuk kegawatdaruratan serta merujuk," ucapnya.

Setelah diberikan pemahaman itu pada petugas, kata Supriyadi, dirinya meminta bantuan agar dapat menghubungi layanan ambulance di Kota Tangerang. Saat itu di panggilan pertama layanan tersebut menjawab panggilan Supriyadi.

Baca Juga: Anisa Peluk Jenazah Ayah Selama 3 Hari Sampai Ikut Bau Busuk

"Pertama di jawab. Kemudian putus, mungkin sinyalnya jelek. Saya coba lagi beberapa kali dan tidak ada respon, disitu saya bingung," kata dia.

Lantaran matahari sudah mulai tenggelam orang yang pernah bekerja di RSUD Kabupaten Tangerang ini akhirnya memutuskan untuk membopong jenazah Husein ke rumah tanpa harus menunggu ambulance.

"Saya cuma kepikiran ini sudah sore, ponakan saya harus segera di kebumikan. Saya sudah dua jam di puskesmas tapi tidak ada ambulance jadi saya bawa sendiri jenazahnya," ujarnya.

Saat itu, ia hendak menaiki Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) namun masyarakat yang melihat ia membopong jenazah Husein dengan di tutup kain coklat langsung memanggilnya.

"Kebetulan ada orang yang lagi mau jemput anaknya di dekat puskesmas. Saya disuruh masuk ke mobil sama dia, dan Alhamdulillah dia nganterin sampe rumah, bahkan dia sempat lama dirumah saya," ujarnya.

Supriyadi bopong jenazah keponakannya, Husein (8) karena Puskesmas Cikokol, Kota Tangerang, Banten, tolak pinjamkan ambulans. [Suara.com/Ikbal]

Atas kejadian ini Supriyadi mengaku tidak menaruh dendam pada petugas yang menolak mengantarkan jenazah keponakannya. Terlebih lagi kata dia, petugas tersebut tidak dapat melanggar aturan yang telah ditetapkan.

"Saya paham kondisi dia (petugas ambulance) makanya saya bawa sendiri jenazah Husein. Di Puskesmas juga ponakan saya sudah dibantu dengan dimandikan dan dibersihkan saya berterima kasih," ucapnya.

Namun begitu dia berharap kedepannya Pemerintah Kota Tangerang dapat meningkatkan pelayanan publik terutama di Puskesmas.

"Semoga dengan adanya kejadian ini kedepannya puskesmas menambah fasilitas seperti ambulance untuk mengangkut jenazah. Karena mau gimanapun orang yang sudah meninggal harus segera dikebumikan," kata dia.

Kontributor : Muhammad Iqbal

Load More