SuaraBanten.id - Faried Abdurrahman, Ayah dari mendiang Aurellia Qurrota Ain, Paskibra kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten mengungkap sejumlah dugaan kekerasan fisik serta psikis yang putrinya. Aurellia pernah ditampar hingga diperintahkan untuk makan jeruk beserta kulitnya.
Hal itu diungkapkan oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti usai berkomunikasi dengan Faried. Banyak dugaan kekerasan fisik yang dilakukan senior kepada Aurellia saat latihan.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Aurellia mengaku pernah ditampar oleh seniornya. Kemudian dipaksa makan jeruk sekulit-kulitnya.
"AQA (Aurellia) mengaku pernah diperintahkan makan jeruk sekulit-kulitnya saat mengikuti pelatihan paskibra di Kota Tangsel, hal ini tentu berpotensi membahayakan kesehatan pencernaan seorang anak," kata Retno melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Baca Juga: Aurellia Paskibra Tangsel Meninggal, Harus Jalani Ketahanan Fisik Berat
Selain itu, Aurellia pernah dihukum push up dengan tangan dikepal hingga terluka akibat anggota timnya melakukan kesalahan. Hukuman yang diberikan kepada Aurellia lainnya ialah menulis ulang buku harian yang disobek oleh seniornya. Alasan buku hariannya disobek ialah karena 4 anggota timnya tidak mengumpulkan buku harian.
"Hal ini sempat dikeluhkan AQA karena dia sangat kelelahan menulis kembali buku harian yang disobek oleh seniornya tersebut," katanya.
Selain itu, Faried juga menemukan kejanggalan pada sistem pelatihan yang diterapkan oleh pihak Paskibraka Indonesia (PPI) Kota Tangerang Selatan. Untuk sesi pelatihan ketahanan fisik, Aurellia harus berlari dengan membawa tas ransel berat yang berisi 3 kg pasir, 3 liter air mineral dan 600 ml teh manis. Hal tersebut dirasa janggal karena orang tua Aurellia juga pernah menjalani pelatihan Paskibra semasa SMA.
Retno mengungkapkan bahwa kekerasan dalam bentuk apapun dan dengan tujuan apapun tidak dibenarkan. Menurutnya, kekerasan tidak diperkenankan juga meski untuk alasan mendidik dan mendisiplinkan seseorang.
"Kekerasan fisik juga tidak ada hubungannya dengan ketahanan fisik, jadi sulit dipahami akal sehat ketika pasukan pengibar bendera dilatih dengan pendekatan kekerasan dan bahkan dilatih ketahanan fisik dengan berlari membawa beban berat di punggungnya, apalagi anggota paskibra tersebut semuanya masih usia anak," tuturnya.
Baca Juga: Polisi Gali Informasi Kematian Anggota Paskibraka Tangsel
KPAI akan mengirim surat resmi kepada Wali Kota Tangsel untuk memfasilitasi rapat koordinasi untuk membahas dan mencari solusi kasus kematian Aurellia. Selain itu hal tersebut juga diupayakan agar adanya evaluasi pelaksanaan pelatihan paskibra.
Berita Terkait
-
Kompolnas Pantau Sidang Etik Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang
-
Turun Tangan! Begini Janji Kabareskrim Usut Kasus Aipda Robig Tembak Mati Siswa di Semarang
-
Kasus Aipda Robig Tembak Siswa SMK, Sudirta PDIP ke Kapolrestabes Semarang: Jangan Pasang Badan Lindungi Anak Buah!
-
Aipda Robig Tembak Mati Gama, Kronologi Versi Kapolres dan Propam Berbeda di RDP dengan Komisi III DPR
-
Polisi Tembak Pelajar SMK di Semarang, Menteri HAM Sebut Korban Siswa yang Baik
Tag
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Kredit Tetap Tumbuh Sepanjang 2024, J Trust Bank Catatkan Pertumbuhan Positif
-
Rahasia Sukses Papua Global Spices: Ubah Pola Pikir, Raih Pasar Global
-
Pengamat Kritisi Gaya Komunikasi Prabowo hingga Sebut Dedy Corbuzier Buzzer
-
Pengamat UMT Bahas Kebijakan Tata Kelola Elpiji 3 Kilogram, Soroti Sosialisasi di Masyarakat
-
Sasadu Leather: Karya Anak Bangsa Menuju Pasar Internasional Atas Dukungan BRI UMKM EXPO(RT) 2025