Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 22 Mei 2019 | 12:39 WIB
Jenazah Farhan saat dibawa ke rumah duka di Depok, Jabar. (Suara.com/Supriyadi).

SuaraBanten.id - Isak tangis keluarga pecah kala jasad Farhan Savero (35) tiba di rumah duka Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019).

Di dalam rumah, Safri Alamsyah dan istrinya langsung menyambut keranda mayat sang anak yang dibalut kain warna hijau.

Farhan tewas diduga akibat terkena peluru tajam yang menembus bagian dadanya. Diduga, penembakan itu terjadi saat aparat keamanan memukul mundur massa aksi 22 Mei hingga ke kawasan Pasar Blok A, Tanah Abang, dini hari tadi.

Safri, ayah Farhan yang tewas diduga tertembak aparat keamanan 22 Mei. (Suara.com/Supriyadi).

Safri meminta agar pemerintah bertanggungjawab untuk mengusut kematian anak ke duanya ini.

Baca Juga: Jurnalis Diancam Pendemo 22 Mei: Lu Dibayar Berapa Sama Jokowi?

"Pertama yang bertanggungjawab (kematian anak saya) Presiden Joko Widodo, Megawati, Moeldoko, dan para jendral terdahulu," kata Safri.

Almarhum Farhan Savero korban aksi demo 22 Mei 2019 semasa hidup. (Suara.com/Supriyadi).

Meski demikian, Safri menyakini amal dan ibadah anaknya itu akan diterima Tuhan Yang Maha Esa.

"Saya bangga dengan putra saya, Insyaallah mati Sahid," kata Safri.

Jasad Farhan, korban yang tewas terkena peluru tajam oknum aparat aksi 22 Mei. (Suara.com/Supriyadi)

Dari keterangan kerabat, Farhan yang merupakan anggota Majelis Taklim Nurul Mustofa diduga terkena tembakan saat sedang berjaga di kediaman Habib Rizieq Shihab--sekaligus Markas FPI di Petamburan, Jakarta Barat.

Safri pun mengaku tak pernah membatasi anaknya untuk bergaul termasuk dan menuntut ilmu agama ke beberapa pengajian di Jakarta. Dia pun tak menampik, anaknya merupakan pendukung dari Capres nomor urut 02 Prabowo - Sandiaga

Baca Juga: Polisi: Massa Perusuh Bau Alkohol, Bukan dari Jakarta

"Saya tak pernah membatasi anak saya dalam keagamaan, ya Farhan anak ke dua saya, Keluarga saya pendukung 02," pungkasnya.

Diketahui, Farhan tewas setelah terkena peluru yang menembus bagian dada hingga ke belakang. Diduga, aksi penembakan itu terjadi saat aparat keamanan memukul mundur massa aksi 22 Mei hingga ke kawasan Pasar Blok A, Tanah Abang, dini hari tadi.

Farhan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Namun, nyawa korban tak tertolong dan menghembuskan napas terakhir di rumah sakit.

"Korban waktu datang belum meninggal, jadi sempat diresusitasi kemudian tidak tertolong dan kita menghubungi keluarga dan kita kirim ke [rumah sakit] Cipto sekarang," ujar Direktur Rumah Sakit Budi Kemuliaan, dr. Fahrul W Arbi.

Fahrul menerangkan penyebab dari tewasnya Farhan karena peluru tembus hingga ke bagian paru-paru sehingga menyebabkan selaput paru robek.

Kontributor : Supriyadi

Load More