SuaraBanten.id - Nama Panimbang di Kabupaten Pandeglang, Banten dalam kurun beberapa waktu terakhir menjadi dikenal dengan serentetan kasus pembunuhan sadis, lantaran sejak tiga hari terakhir ditemukan jasad dalam karung.
Temuan tersebut membuat gempar masyarakat yang sebelumnya, tidak pernah merasakan "teror" tersebut. Padahal, wilayah pesisir Banten yang menjadi akses untuk menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon itu, memiliki sejarah panjang.
Bahkan, jika menilik nama Panimbang, tentunya tak akan bisa dilepaskan dari faktor kesejarahan wilayah yang dahulunya pernah berada dalam wilayah Kerajaan Rajataputra atau dikenal dengan Salakanagara.
Merunut pada catatan naskah Wangsakerta, kerajaan yang menganut Hindu tersebut berdiri pada 130 Tahun Masehi. Dengan raja pertamanya, yaitu Dewa warman yang bergelar Prabu Darmalokapala Dewa Warman Haji Rakja Gapura Sagara yang memerintah hingga tahun 168 M.
Konon dari masa inilah asal muasal nama Panimbang bermula, lantaran daerah itu menjadi pusat perdagangan. Kebiasaan jual beli yang dilakukan dengan cara mengumpulkan barang terlebih dahulu baru kemudian ditimbang untuk diangkut ke kapal menjadi asal nama Panimbang.
Namun, menurut versi lain, ada juga yang mengatakan wilayah Panimbang pada mulanya adalah daerah pertambangan yang makmur.
Hingga bangsa India dan Cina eksodus ke pesisir Banten tersebut dan akhirnya nama Panimbang diidentikan dengan arti sebagai tempat menambang.
Terlepas dari kisah polemik kesejarahan tersebut, namun sejak kali pertama ditemukan mayat di dalam karung pada Minggu (7/4/2019) yang disusul dengan penemuan jasad serupa pada Rabu (10/4/2019) membuat resah masyarakatnya.
Setidaknya hal tersebut diakui Warga Kampung Bandengan RT 04 RW 06 Desa Mekarsari, Enok Ipah. Diakuinya, sebelum ada penemuan mayat dalam karung kerap merasa ada pertanda yang muncul.
Baca Juga: Nelayan Panimbang Masih Trauma Bau Mayat dalam Karung
"Sebelum penemuan enggak ada isyarat sih. Cuma emang sehari (sebelum penemuan mayat)-nya itu air pasang," katanya, Kamis (11/04/2019).
Rumah Enok Ipah sendiri berada tepat ada di ujung jembatan, di pinggir aliran Sungai Cisekeut. Enok bercerita, suaminya yang ikut menemukan mayat dalam karung tidak nafsu makan hingga saat ini.
"Suami saya kan nelayan. Ngakunya masih nyium bau mayit (jenazah) sampai sekarang. Enggak nafsu (makan)," jelasnya.
Sebelumnya, Tim Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKFM) Rumah Sakit dr. Drajat Prawiranagara (RSDP) Serang menemukan luka-luka yang mirip pada dua mayat dalam karung yang ditemukan di Pandeglang. Kemiripan itu yakni kedua mayat terdapat luka sayatan di bagian perut.
Kepala IKFM RSUD dr Drajat Prawiranegara, dr Budi Suhendar mengatakan hasil pemeriksaan sementara Tim Forensik ada kemiripan dengan mayat yang ditemukan di dalam karung di pinggir Pantai Karibea, Desa Tegal Papak, Pagelaran.
"Bahwa ada kemiripan dengan korban sebelumnya dalam hal luka sayat di perut dan juga bungkus karung, batu tidak ada, hanya tali isolasi di seluruh tubuh," kata dr Budi saat dikonfirmasi.
Berita Terkait
-
Nelayan Panimbang Masih Trauma Bau Mayat dalam Karung
-
Kemiripan 2 Mayat dalam Karung di Pandeglang, Ada Luka Sayatan di Perut
-
Detik-detik Nelayan Pandeglang Temukan Mayat Dalam Karung di Sungai
-
Awalnya Dikira Bangkai Ayam, Nelayan Histeris Lihat Kaki Mayat dalam Karung
-
Belum Sepekan di Pandeglang Ada 2 Mayat dalam Karung, Pembunuhan Berantai?
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Krisis Sampah di Tangsel, Pengamat: Perpres 109/2025 Tak Berlaku Surut
-
Jadwal KRL Rangkasbitung-Tanah Abang Senin 15 Desember 2025: Keberangkatan Pagi Anti Telat
-
Wakil Kepala BGN Sentil Pedas Mitra MBG: Semangka Setipis Tisu
-
Awas Gelombang Tinggi 2,5 Meter! Polda Banten Minta Nelayan dan Warga Pesisir Puasa Melaut Dulu
-
Pejabat Serang Dilarang Cuti dan 'Minggat' Selama Nataru, Rupanya Ini Alasan Keras Bupati