SuaraBanten.id - Proses pemadaman api di KM Mutiara Berkah I yang terbakar masih terus berlangsung lantaran petugas di lapangan kesulitan mencari air meski di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Banten melimpah air laut.
Diketahui, KM Mutiara Berkah I terbakar pada Rabu (6/9/2023) sekitar pukul 11.00 WIB saat hendak berangkat menuju Pelabuhan Panjang Lampung. Hingga pukul 23.00 WIB, dilaporkan api di dalam kapal masih belum padam, bahkan menurut informasi terkini api masih belum padam hingga pagi ini.
Kepala Seksi Pencegahan pada Dinas Pemadam kebakaran dan Penyelamatan Kota Cilegon, Pedro Sio Apinto mengungkapkan, penggunaan air laut untuk memadamkan api yang membakar kapal KM Mutiara Berkah I dapat membuat peralatan dan mesin pemadam menjadi rusak akibat korosi.
Karenanya, Pedro menyebut lamanya proses pemadaman terhadap kapal KM Mutiara Berkah I lantaran sulitnya para petugas di lapangan mendapatkan sumber air tawar untuk digunakan memadamkan api.
Baca Juga:KM Mutiara Berkah I Terbakar Belum Bisa Dipadamkan, Ada Aki 80 Ton Dalam Kapal
"Kandungan garam pada air laut sangat tinggi dapat merusak pompa dan tangki mobil damkar. Kita antisipasi peralatan kita daripada rusak, karena itu (mobil damkar) di desain bukan untuk air laut," ucap Pedro saat dihubungi, Rabu (6/9/2023) malam.
Menurutnya, hingga saat ini Dinas Pemadam kebakaran Kota Cilegon belum memiliki peralatan khusus memadamkan api menggunakan air laut sehingga proses pemadaman api di kapal KM Mutiara Berkah I masih menggunakan mobil pemadam kebakaran yang hanya bisa menggunakan air tawar.
Tak hanya itu, Pedro juga menyebut tidak adanya hydrant di areal Pelabuhan Indah Kiat Merak, Kota Cilegon, Banten turut menyulitkan para petugas di lapangan untuk memadamkan api yang membakar kapal KM Mutiara Berkah I.
"Yang jelas di lokasi minim air, dan kondisi hydrant saya lihat di lapangan tidak berfungsi," ujarnya.
Sebagai informasi tembahan, KM Mutiara Berkah I terbakar di Pelabuhan Indah Kiat Merak, Kota Cilegon, Banten sesaat sebelum berangkat ke Pelabuhan Panjang, Lampung pada Rabu (6/9/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.
Sebanyak 159 orang yang terdiri dari penumpang dan kru kapal berhasil dievakuasi menggunakan crane. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun sebanyak 5 orang dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami sesak nafas.
Kontributor: Yandi Sofyan