Siswa SMP di Periuk Tangerang Dites Sampel Dahak untuk Skrining TBC

Kepala Puskesmas Gebang Raya, dr Setyawan mengungkapkan, roadshow ke sekolah-sekolah dilakukan untu memberipenyuluhan atau edukasi terkait penyakit TBC.

Hairul Alwan
Kamis, 13 Oktober 2022 | 11:49 WIB
Siswa SMP di Periuk Tangerang Dites Sampel Dahak untuk Skrining TBC
Petugas kesehatan mengambil sampel dahak siswa SMP di Kecamatam Periuk, Kota Tangerang, Banten. [IST

SuaraBanten.id - Ratusan siswa di SMP Penerus Bangsa yang berada di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten diskrining TBC alias Tuberkulosis.

Seperti diketahui, TBC merupakan salah satu penyakit menular yang berbahaya, karena dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya. Penyakit ini tidak hanya diderita bagi orang dewasa tetapi juga anak-anak.

Karenanya, Dinas Kesehatan alias Dinkes Kota Tangerang tak hanya menggencarkan skrining TBC lewat layanan puskesmas.

Petugas Dinkes Kota Tangerang pun gencar melakukan upaya promotif dan preventif TBC di sekolah, berupa edukasi atau sosialisasi secara masif.

Baca Juga:Tempat Hiburan Malam di Pasar Kemis Disegel, Satpol PP Tangerang Amankan 4 Wanita Penghibur

Salah satunya seperti yang dilaukan Puskesmas Gebang Raya yang menggelar Gerakan Bersama Eliminasi TBC (Ransel TB), Rabu (12/10/22).

Terkait skrining yang dilakukan, Kepala Puskesmas Gebang Raya, dr Setyawan mengungkapkan, roadshow ke sekolah-sekolah dilakukan untu memberi penyuluhan atau edukasi terkait penyakit TBC.

"Dalam Ransel TB ini, para siswa juga kita lakukan skrining lewat sampel dahak, yang selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan sampel lebih lanjut," katanya.

"Sebelumnya, seluruh siswa kita minta untuk mengisi sejumlah pertanyaan, terkait kondisi kesehatan tubuhnya masing-masing. Dari sederet jawaban yang memiliki ciri-ciri berpotensi menderita TBC, mereka lah yang kita lakukan skrining dahak,” imbuhnynya.

Ia pun menjelaskan, jika ditemukan kasus positif TBC sejak dini, maka Puskesmas selanjutnya akan melakukan pengobatan dan pendampingan penuh, sampai pelajar tersebut dinyatakan sembuh bebas TBC.

Baca Juga:Diguyur Hujan Lebat, Desa Bayah Barat Tergenang Banjir

Karena memang, kata dr Setyawan penyembuhan penyakit TBC ini memerlukan waktu lama, yaitu enam bulan penuh. Bahkan, bisa lebih lama apabila melakukan penghentian obat sebelum waktunya.

“Hal inilah yang belum banyak diketahui para pelajar. Ransel TB berupaya hadir untuk mengedukasi terkait penyakitnya, penyembuhannya, pencegahannya serta mengedukasi untuk tidak ragu memeriksakan diri jika mengalami ciri-ciri TBC,” katanya.

Lanjutnya, lewat Ransel TB diharapkan seluruh warga sekolah dapat lebih peka dan sama-sama melakukan pencegahan penularan TBC sedini mungkin.

“Dengan pelajar dan seluruh warga sekolah mengenal penyakit TBC maka mereka bisa lebih waspada terhadap penularan penyakit ini. Terlebih bisa membentuk kader TBC sekolah, dan menjadi kader TBC di rumahnya masing-masing,” harap dr Setyawan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini