Anggota DPRD Lebak Minta Pemprov Banten Investigasi Penyebab Banjir Bandang

Anggota Komisi III DPRD Lebak, Musa Weliansyah meminta Pemprov Banten untuk menjadikannya perhatian serius. Ia meminta Pemprov Banten melakukan investigasi penyebab banjir.

Hairul Alwan
Rabu, 12 Oktober 2022 | 18:36 WIB
Anggota DPRD Lebak Minta Pemprov Banten Investigasi Penyebab Banjir Bandang
Masyarakat di Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak terisolasi akibat jembatan Cimanyak terputus diterjang banjir susulan, Selasa (11/10/2022). [ANTARA/Mansur]

SuaraBanten.id - Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir membuat sejumlah wilayah di Kabupaten Lebak, Banten diterjang banjir.

Kecamatan yang dilanda banjir diantaranya, Kecamatan Panggarangan, Bayah, Cibeber dan Cilograng. Akibat banjir sejumlah fasilitas umum seperti jalan dan jembatan serta rumah warga mengalami kerusakan.

Terkait banjir tersebut, Anggota Komisi III DPRD Lebak, Musa Weliansyah meminta Pemprov Banten untuk menjadikannya perhatian serius. Ia meminta Pemprov Banten melakukan investigasi penyebab banjir.

Meski peristiwa tersebut tidak menjadi setatus bencana daerah Provinsi Banten, namun ada persoalan serius yang harus segera diatasi dan diketahui penyebabnya.

Baca Juga:Puluhan Sopir Angkot Serang-Balaraja Demo di Kantor Gubernur Banten, Tuntut Penindakan Angkutan Bodong

Menurut Musa, melihat luapan Sungai Cisawarna, Cimadur dan sungai Cibareno serta sungai lain yang ada di Kabupaten Lebak Selatan, ia menduga banjir bukan hanya disebabkan intensitas curah hujan yangg tinggi dan kerusakan pada hulu sungai saja.

Kata dia, faktor penyebab lain seperti pendangkalan bantaran dan hilir sungai tepatnya di perairan pesisir pantai. Mengingat jarak lokasi banjir ke hilir sungai sangat pendek sementara air meluap begitu tinggi.

“Untuk itu saya meminta kepada instansi terkait Pemprov Banten yang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum untuk segera melakukan langkah-langkah investigasi dengan menurunkan ahli geodesi,” kata Musa dikutip dari Bantennews.co.id (Jaringan SuaraBanten.id), Rabu (12/10/2022).

Musa beranggapan, jika hal tersebut terus dibiarkan, potensi banjir akan terus meningkat semakin sering dan tentunya akan mengancam keselamatan warga sekitar.

Karenanya, langkah investigasi dan normalisasi sungai sangatlah penting dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir susulan yang lebih besar.

Baca Juga:Ini Identitas Pemotor Yang Terseret Banjir di Bogor, Ternyata Mahasiswa IPB

“Sungai Cisawarna, Cimadur, Cibareno dan sungai lainnya mengalami pendangkalan, penyempitan terutama terjadi dihilir sungai yaitu dipesisir pantai yg dipenuhi lumpur, sehingga outlet air tidak seimbang akibat terjadi penyumbatan oleh tumpukan lumpur," ujarnya.

"Secara otomatis jika ini terjadi maka genangan air dibantaran sungai semakin meluap sementara semua sungai tersebut mendapatkan kiriman air dari pegunungan otomatis arus air sangat cepat dan membawa lumpur,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Musa menyebut derasnya air akibat banyak gunung yang gundul serta lumpur akibat pertambangan emas dan batu bara ilegal yang marak terjadi di empat kecamatan tersebut.

“Selain tambang emas ilegal, di 4 Kecamatan itu banyak juga terjadi ilegal logging dan ilegal mining, kegiatan penambangan tersebut dilakukan tanpa izin negara, izin penambangan dan juga izin eksplorasi atau transportasi mineral,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini