SuaraBanten.id - Pagiat Media Sosial Eko Kuntadhi angkat suara soal pernyataan Majelis Ulama Indonesia atau MUI Sumatera Barat atau Sumbar.
Eko Kuntadhi tak setuju MUI Sumbar tolak masjid ditutup selama PPKM Darurat Jawa-Bali.
Bahkan, Eko Kuntadhi pertanyakan tanggung jawab MUI Sumbar jika muncul klaster tempat ibadah.
Melalui cuitannya, Eko Kuntadhi menilai MUI Sumbar tak peduli jika muncul klaster rumah ibadah di Sumbar.
Baca Juga:Fadli Zon Semprot Luhut Soal TKA China Masuk Indonesia: Ini Contoh Arogansi Kekuasaan
Eko Kuntadhi pertanyakan MUI Sumbar, jika nanti muncul klaster rumah ibadah apakah mereka siap bertanggung jawab terhadap tangis masyarakat yang keluarganya meninggal terpapar covid usai salat berjamaah di masjid.
“Jika nanti muncul kluster rumah ibadah di Sumbar. Apakah mereka akan bertanggung jawab terhadap air mata masyarakat di sana?,” cuit Eko Kuntadhi.
Tidak hanya itu, Eko Kuntadhi juga menilai jika nantinya klaster rumah ibadah di Sumbar tersebut muncul maka pihak MUI kemungkinan akan kembali menuding Presiden Jokowi.
“Atau kembali menuding Jokowi,” tutur Eko Kuntadhi.
Dalam kicauannya itu, Eko Kuntadhi juga menyertakan link artikel pemberitaan berjudul ‘MUI Sumbar Tolak Peniadaan Ibadah di Masjid Selama PPKM’ yang dimuat.
Baca Juga:Denny Darko Ramal Tiga Zodiak Ini Mudah Terpapar Covid-19, Satu Diantaranya Pasti Terpapar
Mengutip isi pemberitaan tersebut, Ketua MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar menolak peniadaan aktivitas di rumah ibadah, terutama di masjid, saat PPKM Mikro.
Dia juga mengatakan salat Idul Adha harusnya tetap bisa dilaksanakan di masjid secara berjemaah.
“Kita tidak setuju. Kita tetap menyampaikan sesuai dengan perda kita, tetap dilaksanakan salat Idul Adha dan ibadah,” ujarnya.