Dr Tirta mengatakan bahwa ada salah satu pola kebiasaan masyarakat Baduy yang tidak dipraktikkan oleh masyarakat kota pada umumnya.
"Kita perlu kita contoh warga yang sangat terikat kekeluargaannya, hubungan antar manusia, hubungan adat dan ketua adat," tuturnya.
"Mereka semua patuh, jika ketua adat bicara A, maka semua warga patuh. Maka itu mobilitas warga bisa dikontrol," ungkapnya.
"Mereka juga dikenal selalu menjauhi perdebatan, bagi mereka yang penting jaga kesehatan," pungkasnya.
Baca Juga:Eko Kuntadhi Soal UAS Ngamuk Gegara Penutupan Masjid: Ente Gak Malu Sama Akal Sehat?
Dr Tirta pun menegaskan bahwa gaya hidup dari masyarakat Baduy jauh dari kata malas-malasan dan rebahan.
"Selanjutnya, mereka juga selalu menjauhi gaya hidup bermalas-malasan atau rebahan, inilah salah satu faktor risiko yang meningkatkan comorbid, dan faktor tidak sehat," ungkapnya.
"Beda dengan warga ibu kota besar, kerja selalu pakai AC sentral, sering rebah-rebahan," tutup Dr Tirta.