Asal Usul China Benteng, Penikahan Warga Pribumi dan Tionghoa Tangerang Zaman Dulu

Sebutan China Benteng tidak terlepas dari pemukiman etnis Tionghoa di Tangerang yakni Benteng. China Benteng terlahir dari pernikahan pribumi dan Tionghoa.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 27 Mei 2021 | 16:11 WIB
Asal Usul China Benteng, Penikahan Warga Pribumi dan Tionghoa Tangerang Zaman Dulu
Perempyan Tangerang keturunan China (Suara.com/Pebriansyah Ariefana)

Pada Kitab Sunda Tina Layang Parahyangan disebutkan, China Benteng sudah ada di Tangerang sejak 1407. Tidaklah heran jika pada rentang usia sampai sekarang pembauran dan pembaharuan sudah banyak terjadi dengan masyarakat setempat. Antara lain dengan etnis Sunda (Jawa Barat) dan Betawi (Jakarta).

Kawasan Kuliner Pasar Lama Kota Tangerang [SuaraBanten.id/Muhammad Jehan Nurhakim]
Kawasan Kuliner Pasar Lama Kota Tangerang [SuaraBanten.id/Muhammad Jehan Nurhakim]

Ini bisa dibuktikan dengan adanya modifikasi tradisi mereka, antara lain dalam hal pernikahan. Pada momen ini, pengantin pria biasa mengenakan khas pakaian China.

Sementara pengantin wanita mengenakan pakaian dari etnis Betawi. Pada saat itu etnis Betawi dan Sunda yang banyak dinikahi etnis Tionghoa banyak yang memeluk Islam. Ini berpengaruh pada akulturasi pernikahan di China Benteng.

Alunan musik yang dimainkan saat resepsi pernikahan berupa gambang kromong pun, akulturasi antara Jawa, Tionghoa, dan Sunda.

Baca Juga:Indomaret Manis Tangerang Aman dari Boikot, Buruh dan Karyawan Ramai Belanja

Pada segi bahasa saat berkomunikasi bukan memakai bahasa Tionghoa. Ada dialek atau pengucapan yang hasil gabungan dari bahasa Tionghoa, Indonesia, Betawi dan Sunda. Namun tetap ada karakteristik khusus dalam tradisi Tionghoa, seperti upacara pernikahan, pemakaman, merayakan hari besar etnis Tionghoa pada umumnya. Contohnya pada perayaan Imlek - Tahun Baru Cina, Cap Go Meh, dan Peh Cun yang menampilkan festival seperti lomba perahu di Sungai Cisadane.

Jaman Dulu

Para pedagang di Pasar Lama Tangerang mulai menjajaki pernak-pernik Imlek. [Foto: Bantennews.co.id]
Para pedagang di Pasar Lama Tangerang mulai menjajaki pernak-pernik Imlek. [Foto: Bantennews.co.id]

Kedatangan etnis Tionghoa dikutip dari journal.ui.ac.id jauh sebelum abad ke-16. Cornelis de Houtman, penjelajah Belanda pertama yang mendarat di Jawa pada 1595, menemukan permukiman tua Tionghoa di sekitar Banten. Meski begitu, catatan sejarah belum menunjukkan kedatangan massal pendatang Tionghoa yang bekerja sebagai buruh atau petani pada abad ke-17.

Mereka ini dibawa pemerintah Belanda saat VOC memiliki perkebunan di Tangerang. Pemerintah kolonial menerapkan kebijakan lain dibandingkan penguasa Banten sebelumnya. Yakni membuat pemukiman khusus migran Tionghoa yang dipetakan di sekitar Tangerang. Yakni di sekitar Tegal Pasir, tepi Sungai Cisadane. Pada perkembangannya, mereka menyebar ke berbagai wilayah di sekitar Tangerang.

Sejarah mencatat, hampir tidak adanya perempuan di pemukiman membuat pendatang Tionghoa menikah dengan perempuan pribumi. Ini menjadi asal-usul China Benteng di Tangerang.

Baca Juga:Bikin Terenyuh Cerita Polwan Pengasuh Bocah yang Dianiaya Ayah Kandung di Tangsel

Kontributor : Hilal

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini