SuaraBanten.id - Kota Cilegon mempunyai sejarah panjang. Sejarah Cilegon hingga kini menjadi kota baja, dulunya adalah kawasan sawah. Bahkan kini klub sepakbola Cilegon FC dibeli Raffi Ahmad.
Cilegon disebut sebagai kota industri juga disebut sebagai kota baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja.
Cilegon memiliki wilayah strategis yang berhubungan langsung dengan selat sunda, dan terhubung dengan Jalan Tol Jakarta - Merak.
Jalan lingkar selatan Kota Cilegon menambah tingkat konektivitas kota ini dengan daerah lain di sekitarnya. Selain itu, Cilegon juga jadi jembatan penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatera, melalui pelabuhan Merak.
Baca Juga:Temui Pejabat PT LIB, Baim Wong Susul Raffi Ahmad Terjun ke Sepak Bola?
Sebelum menjadi kota industri, Cilegon merupakan wilayah bekas Kewadenaan (Wilayah kerja pembantu Bupati KDH Serang Wilayah Cilegon), yang meliputi tiga Kecamatan yaitu Cilegon, Bojonegara dan Pulomerak. Namun pembentuknya sudah ada sejak masa Sultan Ageng Tirtayasa (tahun 1651 – 1672).
Pada tahun 1651 Cilegon merupakan kampung kecil dibawah kekuasaan Kerajaan Banten, pada masa itu Cilegon berupa tanah rawa yang belum banyak didiami orang.
Namun sejak masa keemasan Kerajaan Banten dilakukan pembukaan daerah di Serang dan Cilegon yang dijadikan daerah persawahan dan jalur perlintasan antara Pulau Jawa dan Sumatera.
Sejak saat itu banyak pendatang yang menetap di Cilegon sehingga masyarakat Cilegon sudah menjadi heterogen disertai perkembangan yang
sangat pesat.
Pada tahun 1816 dibentuk Districh Cilegon atau Kewedanaan Cilegon oleh pemerintah Hindia Belanda dibawah Keresidenan Banten di Serang.
Baca Juga:Raffi Ahmad Bakal Permak Bus Rans Cilegon FC Mirip Jet Mewah
Rakyat Cilegon ingin membebaskan diri dari penindasan penjajahan Belanda. Puncak perlawanan rakyat Cilegon kepada Kolonial Belanda yang dipimpin oleh KH. Wasyid yang dikenal dengan pemberontakan Geger Cilegon 1888 tepatnya pada tanggal 9 Juli 1888, mengilhami rakyat Cilegon yang ingin membebaskan diri dari penindasan penjajah dan melepaskan diri dari kelaparan akibat tanam paksa pada masa itu.