Di Mekkah, mereka bertemu dengan Muhammad Ali ibn 'Alan, namun mereka tidak berhasil membujuknya untuk datang ke Banten bersama mereka. Ulama ini menulis risalah al-Mawa>hib 48 ar-Rabbaniyyah 'an al-As'ilah al-Jawiyyah (Hadiah-hadiah Ilahi tentang Beberapa Pertanyaan dari Jawa), untuk menanggapi permintaan dari sultan Banten tersebut.
Sultan Abdul Kadir yang terkenal shaleh ini seringkali mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada para istrinya, istri-istri para ponggawa, para nyai dan para pegawai perempuan istana seperti pedekan tundan dan pedekan jawi.
Pada sebelah ruangan yang lain berkumpul pula para nyai sambil mengajar al-Qur'an kepada para pangeran kecil dan putri-putri istana. Para nyai ini dipimpin oleh Nyai Mas Eyang.
Pada tahun 1651 Sultan Abulmafakhir Mahmud Abdul Kadir wafat pada tahun dan dimakamkan di Kenari, berdekatan dengan makam putranya, Sultan Abulma'ali Ahmad. digantikan oleh cucunya yang bernama Pangeran Surya yang bergelar Pangeran Adipati Anom, atau kelak terkenal dengan Sultan Ageng Tirtayasa.
Baca Juga:Soal Banten, Ade Armando: Sejarah Amerika Dibongkar Tanpa Ampun Lord Rangga
Kontributor : Saepulloh