Mengutip Terkini.id-Jaringan Suara.com, Cak Nun juga menganggap istilah radikal yang kerap disematkan kepada kelompok tertentu pada Islam sebenarnya bermula dari politik kanan di Amerika Serikat dan China.
Pasalnya, menurut Cak Nun, AS dan China takut Islam kembali berjaya dan menguasai dunia.
Lebih parahnya, lanjut Cak Nun, narasi serupa turut dimainkan sejumlah pihak di dalam negeri di mana mayoritas penduduknya bahkan beragama Islam.
Oleh karenanya, Cak Nun meminta kepada semua pihak di tanah air termasuk pemerintah dan aparat keamanan untuk tidak menjelek-jelekan Islam.
Baca Juga:Cak Nun Ngamuk: Tidak Ada Islam Radikal, yang Radikal itu Pemerintah!
"Jadi tolong Pak Polisi, Pemerintah, jangan terlalu ikut arus menjelek-jelekkan Islam, sebelum nantinya saya marah. Sebab, ada saatnya saya tidak diam seperti sekarang. Tidak ada di sini, Pak, tidak ada, tidak ada (Islam radikal)! Yang radikal itu pemerintah, memaksakan pendapatnya terus! Bila saya teruskan, saya mau berdebat nasional tentang ini," ujarnya.