Studi seperti ini memiliki keterbatasan, karena melibatkan pelaporan diri. Para peneliti mencatat berbagai ekspektasi budaya dan agama dalam campuran (seperti janji kesucian dan kurangnya pendidikan seksual), serta berbagai definisi tentang apa arti "seks".
Dengan demikian, angka-angka ini tidak mewakili gambaran sebenarnya tentang frekuensi pembuahan tanpa penetrasi.
Terlepas dari itu, sebagian dari perempuan ini mungkin telah mendefinisikan "seks" sebagai ketika terjadi penetrasi penis-dalam-vagina. Jadi, jika para perawan dalam penelitian ini melakukan kontak seksual lain, mungkin saja sperma berhasil naik ke saluran vagina dari tindakan lain.
Baca Juga:Resmi! Polisi Selidiki Pengakuan Janda Cianjur Hamil Tanpa Hubungan Seks