SuaraBanten.id - Untuk menjadi seorang sarjana, apapun jurusannya, tentu dibutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak terkecuali para calon dokter, terlebih dokter spesialis, sudah pasti membutuhkan waktu yang relatif yang lebih panjang.
Meski pada kasus tertentu ada orang yang bisa menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari kebanyakan orang di usia muda, namun hal itu adalah peristiwa yang cukup jarang terjadi.
Baru-baru ini, viral di media sosial Twitter, sebuah akun warganet yang membagikan jepretan layar adanya orang yang diduga mengaku sebagai dokter spesialis.
Tidak hanya satu spesialis, diduga dokter palsu tersebut memiliki dua gelar spesialis dan sejumlah titel pendidikan lainnya hingga memenuhi titel di namanya. Namun demikian, namanya tidak ditemukan di aplikasi cek dokter teregistrasi.
Baca Juga:Video Detik-detik Preman Ambruk Dihajar Pakai Tabung LPG 12 Kg
"Tolong ya linimasa, kalau berobat perhatikan lagi nama dokternya, cari di https://kki.go.id , ada ga namanya, perhatikan juga gelarnya, rasional apa gak," tulis akun @ariftri.
Dalam gambar yang diunggah oleh akun tersebut, nama dokter diduga palsu tersebut cukup menarik perhatian lantaran titelnya yang panjang yakni Dr. dr. Erwin Nafisa Sp.An, M.Kes, MARS, Sp.DV, FINSDV.
Pengunggah utas tersebut juga menyebut, untuk menyelesaikan pendidikan spesialis anestesi (Sp.An) saja membutuhkan perjuangan yang tidak sedikit. Namun, si dokter yang diunggah fotonya tersebut justru ambil kuliah di bidang utama (Sp.DV).
" Oke berikutnya Dr. (Doktor), M.Kes (Magister Kesehatan), MARS (Magister Administrasi Rumah Sakit) ya udah sih, semua orang bisa kok ambil ini, ga masalah, tinggal cek di https://pddikti.kemdikbud.go.id kalau benar pernah sekolah pasti ada datanya," tulisnya lagi.
Sayangnya, saat dicek di data PDDikti, nama dokter tersebut tidak ditemukan. Begitu pula, saat tim Suarabanten mencoba memeriksa, nama yang dimaksud tidak muncul.
Baca Juga:Sok Jagoan, Preman Ini Ambruk Dilempar Tabung LPG
Tidak cukup disitu, sang dokter dengan titel "sangar" ini juga mencatut sejumlah informasi yang berbeda-beda di masing-masing akun medsosnya, termasuk LinkedIn.
"Tadi IG kerja di RSCM di Linkedin kerja di Surabaya, yaaaa gimana yaaa Oke, Gelar S2 di UGM itu pake bahasa Inggris kecuali beberapa prodi, dan ilmu science gelarnya dapetnya MSc, dia nulisnya M.Kes, ga sinkron lagi ya kan," tulis empu dari utas.
Uniknya, diduga dokter palsu ini juga menyebut menyelesaikan studi spesialis anestesi hanya dengan waktu 2 tahun saja.
"Berani sekali menulisnya FINSDV, Fellow of The Indonesia Society of Dermatology and Venereology, Gelar ini diberikan kepada dokter kulit dan kelamin yang sudah memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu kulit dan kelamin di Indonesia, denger2 yg udah >10 thn," tulisnya lagi.
Ia juga mewanti-wanti agar masyarakat lebih jeli dalam memperhatikan para dokter, tidak terkecuali dokter kecantikan. Ia menyarankan agar para pasien memeriksa kembali dokter mereka di laman kki.go.id.