Kata dia, mereka akan mengelola sampah dengan tekhnologi canggih untuk mendaur ulang sampah menjadi bahan bakar minyak, alat-alat rumah tangga, hingga sepatu olahraga.
"Sampah juga bisa membuat bahan material rumah dan aspal. Saya dan tim manajemen terjun payung berinisiatif lokasi ini bisa menjadi water landing untuk menunjukkan bahwa pariwisata segala macam keindahan Indonesia itu juga datang dari pantai dan laut," jelas Naila.
Peraih rekor MURI di tahun 2020 dalam penerjunan payung dunia menjelaskan, bahwa sampah yang akan dikeruk yang rencananya digelar pada 23 Januari 2021, lalu akan kirim ke luar negeri dan akan daur ulang menjadi sampah yang bermanfaat.
"Dengan membantu pengerukan sampah disini, nantinya juga bisa membantu menciptakan lapangan kerja, menambah perkonomian dan menciptakan ekosistem baru yang sehat. Dan para nelayan bisa dengan mudah mendapatkan ikan yang tak terkontaminasi oleh sampah," tambah Naila.
Baca Juga:TPST Piyungan Kembali Ditutup, Pemkot Jogja Minta Warga Simpan Sampah
Naila menjelaskan, sampah yang di ekspor nantinya 100 persen didaur ulang di negara-negara penerima yang mampu mengolah sampah yang ada. Sebelum dikirim, sampah akan dipilah sesuai jenisnya.
"Seperti sampah styrofoam sekarang sudah bisa jadi kompetitornya aspal, bangun rumah. Termasuk nanti bisa jadi solar, baju kaos, mesinnya beda-beda," jelasnya.
Ia berharap, Pemda dan instansi lainnya memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.
Bantuan bisa berupa pengerahan alat berat, petugas dan kemudahan pemberian izin.
"Kita butuh kapal, truk, beko, kalau kapalnya kita masih koordinasi mungkin harapan kita ada bantuan-bantuan lagi, semakin banyak bantuan semakin cepat membersihkannya," katanya.
Baca Juga:Indonesia Produksi 64 Juta Ton Sampah Setahun, 30 Persen Cemari Lingkungan
Sementara itu, CEO RIO, Keran Kelly mengatakan, sejak awal tahun pihaknya mengajukan izin memulai pembersihan Tanjung Burung.