![Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri (kiri) dan Imam Besar FPI Rizieq Shihab (kanan) saat kunjungan sejumlah elite PKS ke kediaman Rizieq di Petamburan, Jakarta, Rabu (11-11-2020). [Dok. PKS]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/12/44296-salim-segaf-al-jufri-dan-habib-rizieq-shihab.jpg)
Lebih jauh, Cak Nun berkisah, pemaknaan ‘habib’ di Indonesia dengan negara-negara di Timur Tengah cenderung berbeda.
Bahkan, di sana, status ‘habib’ bisa disematkan ke orang-orang yang melakukan perjalanan jauh ke Mekah atau Madinah untuk menyampaikan rasa cinta ke nabi.
“Kalau habib dari Arab itu orang-orang Yaman dan negara-negara pinggiran yang datang ke Mekah dan Madinah untuk mencari Rasulullah, karena mereka sangat kagum dan mencintai Rasulullah. Makanya, mereka disebut ‘habib’ karena mereka cinta kepada Rasulullah,” ucapnya.
Baca Juga:Istana: Rekonsiliasi Apa dengan Habib Rizieq? Kami Tak Ada Masalah