SuaraBanten.id - Gubernur Banten Wahidin Halim mengumumkan ada lima warganya yang telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona baru COVID-19. Satu pasien di antaranya meninggal.
Hal itu disampaikan oleh Wahidin melalui akun Instagram miliknya @wh_wahidinhalim. Satu pasien corona yang meninggal dunia merupakan warga Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, pasien meninggal pada Senin (16/3/2020) sore.
"Positif terkena virus corona lima orang warga Banten. Dari lima orang yang positif, satu orang dari Pondok Aren tadi sore meninggal dunia," ujar Wahidin seperti dikutip Suara.com, Selasa (17/3/2020).
Adapun tiga pasien corona lainnya merupakan warga Kabupaten Tangerang, yakni dua orang dari Kecamatan Kelapa Dua dan satu orang dari Kecamatan Curug, serta satu orang lainnya dari Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang. Saat ini, keempat pasien masih dalam perawatan.
Baca Juga:IHSG Hari Ini Dibuka Anjlok di Level 4.629
Sementara itu, ada sebanyak 130 orang yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pantauan (ODP) dan 18 orang yang masuk dalam Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Selain itu, ada 13 orang yang masih menunggu hasil pemeriksaan tes virus corona. Hingga kini, sudah ada lima warga Banten yang dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona.
Wahidin mengimbau agar warga Banten tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian bila tidak perlu. Hal itu untuk mengurangi penyebaran virus corona.
"Hindari tempat-tempat umum dan keramaian, serta perbanyak asupan gizi," ungkapnya.
Wahidin menegaskan, langkah Pemerintah Provinsi Banten dalam menyampaikan informasi dan imbauan virus corona mengacu pada Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.01/MENKES/199/2020 tentang
Komunikasi Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Baca Juga:Melawan Gravitasi, Teknik Penjual Antar Makanan Ini Bikin Melongo
Pertimbangkan Lockdown
Pemprov Banten kini mempertimbangkan untuk menerapkan status lockdown di provinsi paling barat Pulau Jawa tersebut. Namun Gubernur Banten Wahidin Halim mengakui keputusan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan.
"Kita sudah bicarakan, tapi tidak gampang. Kalau lockdown ada pertimbangan khusus, karena menyangkut inflasi, menyangkut ekonomi, menyangkut juga interaksi sosial, tentunya kita analisis sebelum kita laporkan," katanya di Pendapa Gubernur Banten, Kota Serang pada Senin (16/03/2020).
Menurutnya, jika lockdown diterapkan, banyak pertimbangan yang tentunya bisa mengganggu banyak aspek, seperti kegiatan sosial ekonomi.
Dia mencontohkan, aktivitas Kabupaten Lebak yang kerap bepergian ke daerah Jakarta menggunakan KRL akan terhenti. Begitu pula masyarakat di wilayah Tangerang yang bekerja di Jakarta, maka tidak bisa masuk kerja di kantornya.
"Karena potensi sektor ekonomi kita terkoneksi antara satu daerah dengan daerah lain. Kayak Lebak itu kan, mobilisasinya ke Jakarta. Aktivitas sosial masyarakat Banten dari Jakarta juga sebaliknya pulang ke Banten."
Ia melanjutkan, jika nanti lockdown diterapkan, maka membutuhkan kesiapsiagaan personel TNI/Polri hingga tenaga medis untuk menjaga keamanan lingkungan, perkantoran, hingga jalur keluar masuk suatu daerah.
"Nanti akan kita rapatkan, karena memerlukan TNI, Polisi. (Keamanan) menjadi pertimbangan lain," tuturnya.