Kisah Pesimisme Pelaku Usaha di Pesisir Pandeglang Jelang Malam Tahun Baru

Belum pulih trauma bencana tsunami tahun lalu, kekinian Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan berpotensi menurunkan kunjungan wisatawan.

Chandra Iswinarno
Selasa, 31 Desember 2019 | 14:09 WIB
Kisah Pesimisme Pelaku Usaha di Pesisir Pandeglang Jelang Malam Tahun Baru
Seorang pedagang ikan TPI 3 Labuan Apriani. [Suara.com/Saepulloh]

Seperti dirasakan Pengelola Rumah Makan Lancar Akew. Rumah makan yang berlokasi di Jalan Raya Caringin KM 3 Carita, Desa Penjamben Kecamatan Labuan hingga kini masih sepi pembeli.

"Sangat juah untuk meningkatkan para pembeli karena sepinya pengunjung ke wisata kuliner dan wisata pantai," katanya kepada Suara.com.

Setahun pasca tsunami Banten pada 22 Desember 2018 lalu, kondisinya tak sesuai ekspektasi Akew. Sebab, ia berharap tahun ini jumlah pengunjung kembali normal, nyatanya hal itu seperti bak panggang jauh dari api.

"Setelah merasakan duka (bencana tsunami), awalnya kita berharap membuat kembar baru. Tapi ya begini,"terangnya.

Baca Juga:Jelang Tahun Baru, Kondisi Daerah Wisata di Anyer dan Carita Aman

Akew menceritakan, tingkat pembeli dua tahun lalu atau setahun sebelumnya tsunami. Ia merasakan banyaknya pembeli maupun pesanan dari hotel-hotel yang berada di Carita hingga Anyer mulai dari ikan bakar, maupun ikan mentah serta otak-otak. Stok ikan pun mencapai belasan kwintal.

"Kalau gambaran sebelum bencana, kita bicara tahun 2017 saja. Karena 2018 itu kan bencana. Kita merasa pengunjung terutama pesanan untuk dibawa oleh-oleh, untuk makan di situ, untuk bakar-bakar di hotel terutama otak-otak, itu kita kirim ke hotel-hotel yang ada di Carita sampai Anyer lumayan tinggi," katanya.

Hal berkebalikan terjadi di tahun ini. Ia mengatakan, berdasarkan data yang masuk ke manajemen, pesanan dari hotel-hotel baik otak-otak dan ikan bakar untuk para tamu nyaris tak ada.

"Pesanan di hotel yang masuk ke pihak manajemen tidak ada," ujarnya.

Awalnya Akew merasa gembira saat liburan Natal selama dua hari kemarin, lantaran jumlah pembelian cukup banyak. Kala itu, dia mengaku optimis jika pengunjung mulai berdatangan ke wilayah Carita. Sayangnya, setelah Gunung Anak Krakatau erupsi, pengunjung kembali sepi.

Baca Juga:Setahun Usai Tsunami, Umat Kristen di Carita Sambut Suka Cita Rayakan Natal

Rasa pesimis pun menghinggapinya di tahun baru kali ini. Lantaran tidak banyak wisatawan berkunjung ke wilayah Carita dan sekitarnya, Karena itulah, ia memilih tidak banyak mencadangkan ikan. Ia menyebutkan, saat ramai ikan yang terjual itu mencapai kuintal bahkan lebih, sementara saat ini paling banyak sekitar 50 kilogram berbagai macam ikan.

"Paling kita siap-siap menghadapi kesepian saat liburan tahun baru," ungkap Akew kembali mengeluh.

Dengan kondisi tersebut, rumah makan ini terancam merugi, selain sudah menyetok barang datang, termasuk menambah jumlah karyawan. Dengan demikian, ia berharap kepada pemerintah daerah untuk memberikan keringanan soal pajak.

"Kalau kerugian kita udah pasti. Karena kita sudah stok barang. Mungkin pekerja juga kita tambah untuk Natal dan tahun baru. Tapi nyatanya pengunjung tidak ada," katanya.

Kontributor : Saepulloh

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini