Cerita Korban Tsunami Banten yang Sudah 9 Bulan Jadi Pengungsi

Sudah hampir setahun Riyadi dan puluhan warga korban tsunami Banten lainnya tinggal di hunian sementara atau Huntara

Bangun Santoso
Minggu, 22 Desember 2019 | 13:27 WIB
Cerita Korban Tsunami Banten yang Sudah 9 Bulan Jadi Pengungsi
Suasana Huntara korban tsunami Banten. (Suara.com/Saepulloh)

SuaraBanten.id - Tak banyak yang dilakukan korban tsunami Selat Sunda pada Sabtu (21/12/2019) malam. Mereka memilih diam di tempatnya masing-masing.

Sebab wilayah tersebut diguyur hujan lebak dibarengi mati lampu. Situasi begitu sepi tak ada anak kecil atau orang dewasa yang berlalu lalang.

Suasana begitu gelap gulita, hanya terlihat lampu dan senter menyala milik warga korban tsunami yang tinggal di hunian sementara atau huntara yang terletak di Kampung Citanggok, Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Hujan yang begitu lebat membuat air masuk ke bagian depan Huntara. Seusai hujan mereda, lampu listrik belum menyala, terlihat mereka sibuk membersihkan air genangan.

Baca Juga:Trauma Tsunami Banten, Ifan Seventeen Masih Takut Dengar Sirine Ambulans

Di huntara itu, tercatat ada sekitar 130 Kepala Keluarga (KK) dan kurang lebih dihuni sekitar 600 jiwa yang berasal dari Desa Teluk, Caringin, Cigondang, Kecamatan Labuan.

Riyadi (49), salah satunya korban tsunami sekaligus tokoh masyarakat yang tinggal Huntara mengatakan, hampir sembilan bulan ia dan keluarganya tinggal di Huntara usai dilanda tsunami akibat erupsi gunung Anak Krakatau pada Sabtu 22 Desember 2018 sekitar pukul 21:30 WIB.

Bencana itu membuat rumahnya yang berada Kampung Pelelangan, Desa Teluk rata dengan tanah. setelah satu tahun silam, kejadian itu belum bisa hilang dari ingatannya.

Ia bercerita, saat air laut menghantam, Riyadi bersama anak lelakinya Uus tengah berada di warung. Semua orang lari menyelamatkan diri karena kawasan itu selalu ramai jika malam hari.

Namun Riyadi nekat melawan ombak untuk berusaha menyelamatkan istri dan anak perempuannya yang berada di rumah.

Baca Juga:Tinggi Air Laut Tak Signifikan, BMKG Belum Cabut Peringatan Tsunami Banten

Letaknya kurang lebih berjarak kurang lebih 100 meter. Sedangkan Anak lakinya, ia suruh untuk lari menyelamatkan diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak